Sukses Panen Padi Kalteng: Bukti Pertanian Modern Menuju Swasembada Pangan
Panen raya padi di lahan baru Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, membuktikan keberhasilan implementasi pertanian modern dan menandai langkah maju menuju swasembada pangan nasional.

Jakarta, 14 Februari 2025 - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan panen raya padi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), sebagai bukti nyata keberhasilan implementasi pertanian modern. Sukses ini sekaligus menjadi langkah signifikan dalam mewujudkan swasembada pangan, sebuah cita-cita yang dicanangkan Presiden.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, menjelaskan panen padi tersebut dilakukan oleh para petani di Blok B2, Kecamatan Dadahup. Mereka berhasil memanen padi di lahan sawah ekstensifikasi (cetak sawah baru) yang dikembangkan Kementan selama beberapa tahun terakhir. Sukses ini menjadi bukti nyata dari program perluasan lahan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Panen Raya Perdana di Lahan Baru
Panen perdana di lahan seluas 272 hektare ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari pekan pertama Februari 2025 dan mencapai puncaknya di akhir bulan. Salah satu kunci keberhasilan adalah penggunaan benih unggul Inpari 32, yang tahan terhadap genangan air dan mampu beradaptasi dengan baik di lahan baru. Meskipun menghadapi tantangan seperti serangan hama burung, petani berhasil mengatasinya dengan memasang jaring pelindung. Hasilnya, panen perdana menunjukkan performa yang sangat baik.
Andi Nur Alam Syah menambahkan bahwa keberhasilan di Dadahup bukan hanya simbol keberhasilan ekstensifikasi, tetapi juga memberikan harapan baru bagi petani di Kapuas untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Dengan dukungan penuh Kementan, lahan-lahan baru seperti di Blok B2 diharapkan menjadi pusat produksi pangan strategis di masa depan.
Produksi Padi Meningkat Signifikan
Ketua Brigade Pangan Pambelum, Hasni Hidayat, mengungkapkan hasil panen padi di daerah tersebut mencapai rata-rata 3 ton per hektare. Ini merupakan capaian signifikan mengingat lahan tersebut masih tergolong baru. Hasni juga menyampaikan optimisme akan peningkatan hasil panen seiring berjalannya waktu, dengan target pengembangan lahan hingga 200 hektare.
Hasni menekankan pentingnya dukungan pemerintah melalui Kementan. Bantuan pupuk, benih unggul, dan alat mesin pertanian (alsintan) berperan besar dalam meningkatkan produktivitas. Sebagian besar lahan di Blok B2 masih menunggu masa panen, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Kondisi tanaman yang sangat baik menjanjikan hasil yang optimal.
Implementasi Pertanian Modern
Kementan menekankan penerapan pertanian modern sebagai kunci keberhasilan program ini. Penggunaan teknologi dan inovasi, seperti benih unggul dan pengelolaan hama yang efektif, menjadi faktor penting dalam mencapai hasil panen yang memuaskan. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar pengembangan pertanian di lahan-lahan baru, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional.
Program ekstensifikasi lahan pertanian yang dilakukan Kementan telah terbukti efektif dalam meningkatkan produksi padi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian dan mewujudkan swasembada pangan. Keberhasilan di Kalteng diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
Harapan untuk Masa Depan
Panen raya di Kapuas bukan hanya sekadar angka produksi, melainkan simbol harapan baru bagi petani dan kemajuan pertanian Indonesia. Dengan dukungan teknologi, inovasi, dan kebijakan pemerintah yang tepat, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi pada kemakmuran bangsa. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan strategi yang tepat, swasembada pangan bukanlah mimpi yang mustahil.