Sumut: Potensi Pusat Energi Terbarukan Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 yang baru diresmikan, menjadikan Sumatera Utara sebagai provinsi dengan potensi besar sebagai pusat energi terbarukan Indonesia, didukung oleh sumber daya alam melimpah dan proyek pembangunan cepat.

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kini tengah menjadi sorotan setelah peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 oleh Presiden Prabowo Subianto. Peresmian yang dilakukan di kawasan Intake Weir PLTA Asahan pada Senin, 20 Januari, ini menandai peluang besar Sumut untuk menjadi pusat energi terbarukan di Indonesia.
Mengapa Sumut Berpotensi Jadi Pusat Energi Terbarukan?
Penjabat Gubernur Sumut, Agus Fatoni, menyatakan bahwa kekayaan sumber daya alam Sumut, seperti tenaga surya, air, dan angin, mendukung potensi ini. Pembangunan PLTA Asahan 3, yang dimulai pada 2019 dan rampung pada 2024, menjadi bukti nyata potensi tersebut. Proyek ini diperkirakan akan menyuplai listrik untuk 113.769 rumah tangga.
Dampak Positif PLTA Asahan 3
Selain pasokan listrik, PLTA Asahan 3 juga memberikan dampak positif pada perekonomian Sumut. Proyek ini menyerap banyak tenaga kerja lokal, yang berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut. Agus Fatoni mengapresiasi kecepatan pembangunan PLTA Asahan 3, yang disebut sebagai salah satu yang tercepat di Indonesia.
Pendapat Presiden dan Pihak Terkait
Presiden Prabowo Subianto, dalam peresmian PLTA Jatigede di Jawa Barat, menyebut peresmian proyek kelistrikan di 18 provinsi sebagai proyek energi terbesar di dunia. Beliau menekankan pentingnya transformasi energi dan kemampuan Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan, Wiluyo Kusdwiharto, juga menyampaikan bahwa pembangunan PLTA Asahan 3 (dengan kapasitas 2x87 MW) yang memakan waktu lima tahun merupakan salah satu yang tercepat di Indonesia. Kecepatan ini, menurutnya, berkat kerja sama antara PLN, kontraktor, dan pemerintah daerah.
Keunggulan Teknologi dan Manfaat Tambahan
PLTA Asahan 3 menjadi proyek PLTA pertama di Indonesia yang menerapkan system building information modelling. Selain menghasilkan listrik, PLTA ini juga bermanfaat untuk mengairi sawah di sekitarnya. PLTA Asahan 3 diperkirakan mampu mengurangi emisi sekitar 688.610 ton/tahun.
Kesimpulan
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan keberhasilan pembangunan PLTA Asahan 3 yang cepat dan efisien, Sumatera Utara memiliki peluang emas untuk menjadi pusat energi terbarukan Indonesia. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan akses energi bersih, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian dan lingkungan.