Tahukah Anda? Inflasi Tahunan Gorontalo Mencapai 3,12 Persen pada Juli 2025, Bawang Merah Jadi Pemicu Utama!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi Gorontalo mencapai 3,12 persen pada Juli 2025. Komoditas apa saja yang paling memengaruhi kenaikan harga ini?

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan bahwa Provinsi Gorontalo mengalami inflasi tahunan sebesar 3,12 persen pada Juli 2025. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, menjelaskan bahwa pemicu utama inflasi ini adalah kenaikan harga sejumlah komoditas pangan. Bawang merah memberikan andil terbesar dalam lonjakan inflasi tersebut.
Kenaikan harga ini terjadi karena adanya peningkatan indeks pada delapan kelompok pengeluaran utama yang menjadi indikator perhitungan inflasi di wilayah Gorontalo.
Komoditas Pemicu Utama Inflasi Gorontalo
Inflasi Gorontalo pada Juli 2025 didominasi oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas strategis. Bawang merah tercatat sebagai penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,62 persen, menunjukkan peningkatan permintaan atau kendala pasokan yang signifikan.
Selain bawang merah, beras juga memberikan kontribusi yang tidak kalah penting terhadap inflasi. Komoditas pokok ini menyumbang 0,50 persen dari total inflasi tahunan, mengindikasikan adanya tekanan pada harga kebutuhan dasar masyarakat.
Tomat turut menjadi penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,46 persen. Kenaikan harga ketiga komoditas ini secara kolektif berdampak besar terhadap daya beli masyarakat Gorontalo, terutama pada sektor pangan.
Kelompok Pengeluaran Penyumbang Kenaikan Harga
Inflasi tahunan di Gorontalo terjadi karena kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar dengan kenaikan sebesar 7,16 persen, mencerminkan dampak langsung pada kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, beberapa kelompok lain juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi tidak hanya terbatas pada sektor pangan, tetapi juga merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Berikut adalah rincian kenaikan indeks pada kelompok pengeluaran yang memicu inflasi:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau: 7,16 persen
- Kelompok pakaian dan alas kaki: 0,58 persen
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,40 persen
- Kelompok kesehatan: 0,51 persen
- Kelompok transportasi: 0,51 persen
- Kelompok pendidikan: 2,19 persen
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,80 persen
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya: 5,72 persen
Sektor yang Mengalami Deflasi dan Data Inflasi Lainnya
Meskipun sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami inflasi, terdapat tiga kelompok yang justru menunjukkan deflasi tahunan. Deflasi ini menandakan adanya penurunan harga pada kategori barang atau jasa tertentu, yang dapat sedikit menyeimbangkan tekanan inflasi secara keseluruhan.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami deflasi terbesar sebesar 3,20 persen. Disusul oleh kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 1,07 persen.
Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Data ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai pergerakan harga di Gorontalo.
Dwi Alwi Astuti menambahkan bahwa pada Juli 2025, Provinsi Gorontalo juga mencatat inflasi bulan ke bulan sebesar 1,34 persen. Sementara itu, inflasi year to date atau inflasi dari awal tahun hingga Juli 2025 tercatat sebesar 2,40 persen.