Inflasi Kalsel Capai 1,08 Persen pada April 2025: Pakaian dan Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama
Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) mencatat inflasi mtm 1,08 persen dan y-o-y 1,57 persen pada April 2025, didorong kenaikan harga pakaian, minyak goreng, dan beberapa komoditas lainnya.

Banjarmasin, 02 Mei 2025 - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) melaporkan angka inflasi yang cukup signifikan pada bulan April 2025. Inflasi bulanan (month to month/mtm) mencapai 1,08 persen, sementara inflasi tahunan (year on year/y-o-y) tercatat sebesar 1,57 persen. Kenaikan ini ditandai dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,08 pada April 2024 menjadi 108,78 pada April 2025. Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif, mengkonfirmasi data ini dalam jumpa pers di Banjarmasin.
Peningkatan IHK tersebut terjadi di lima kota/kabupaten di Kalimantan Selatan. Mukhanif menjelaskan bahwa inflasi tahunan disebabkan oleh kenaikan harga di berbagai kelompok pengeluaran. Beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan signifikan antara lain pakaian dan alas kaki (3,25 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,49 persen), serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,20 persen).
Data BPS Kalsel menunjukkan adanya kontribusi signifikan dari beberapa komoditas terhadap inflasi tahunan. Komoditas-komoditas tersebut antara lain emas perhiasan, ikan gabus, minyak goreng, cabai rawit, dan berbagai jenis pakaian. Selain itu, kenaikan harga pada beberapa komoditas lainnya juga turut berkontribusi terhadap angka inflasi yang tercatat.
Faktor Penyebab Inflasi di Kalimantan Selatan
Analisis lebih lanjut dari BPS Kalsel mengungkap beberapa faktor penyebab inflasi tahunan di Kalimantan Selatan pada April 2025. Kenaikan harga pada kelompok pakaian dan alas kaki mencapai 3,25 persen, menjadi penyumbang utama inflasi. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti peningkatan permintaan menjelang hari raya atau momen-momen khusus lainnya. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga menunjukkan kenaikan harga sebesar 2,20 persen. Kenaikan ini bisa jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fluktuasi harga bahan baku, peningkatan biaya operasional, atau peningkatan permintaan. Sementara itu, beberapa kelompok pengeluaran lainnya, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau, justru mengalami penurunan indeks, meskipun masih dalam angka yang relatif kecil.
Secara rinci, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi tahunan antara lain emas perhiasan, ikan gabus, minyak goreng, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin. Daftar komoditas ini cukup beragam, menunjukkan bahwa inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh satu atau dua faktor saja, melainkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Komoditas Penyumbang Inflasi Bulanan
Inflasi bulanan pada April 2025 juga dipengaruhi oleh beberapa komoditas tertentu. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi mtm antara lain tarif listrik, emas perhiasan, kue basah, baju Muslim wanita, dan minyak goreng. Sebaliknya, beberapa komoditas justru memberikan kontribusi deflasi mtm, seperti ikan gabus, cabai rawit, angkutan udara, dan udang basah.
Perlu dicatat bahwa data ini menunjukkan fluktuasi harga yang dinamis. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi tahunan belum tentu menjadi penyumbang utama inflasi bulanan, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan kompleksitas analisis inflasi dan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk memahami dinamika harga di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan data yang dipaparkan, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi tahunan meliputi pakaian dan alas kaki (0,16 persen), perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,07 persen), dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (1,01 persen). Sementara itu, kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil deflasi tahunan sebesar 0,02 persen.
Kesimpulannya, inflasi di Kalimantan Selatan pada April 2025 dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komoditas. Pemantauan dan analisis yang berkelanjutan diperlukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi daerah.