Inflasi Lampung Capai 2,80 Persen, Harga Bawang Merah Jadi Penyumbang Tertinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat inflasi April 2024 sebesar 2,80 persen secara tahunan (yoy), didorong kenaikan harga bahan makanan terutama bawang merah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung baru-baru ini mengumumkan angka inflasi di Provinsi Lampung pada bulan April 2024. Inflasi tahunan (yoy) mencapai 2,80 persen, didorong terutama oleh kenaikan harga sejumlah komoditas bahan makanan. Statistisi Ahli Madya BPS Lampung, Muhammad Ilham Salam, memaparkan data ini pada Jumat lalu di Bandarlampung. Kenaikan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat dan menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
Ilham Salam menjelaskan bahwa inflasi tersebut jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penyumbang utama inflasi ini berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 4,43 persen dan berkontribusi sebesar 1,48 persen terhadap angka inflasi keseluruhan. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya sektor pertanian dan perkebunan dalam menjaga stabilitas harga di Lampung.
Lebih lanjut, BPS Lampung juga merinci komoditas penyumbang inflasi terbesar. Lima komoditas utama yang mendorong inflasi tahunan adalah bawang merah (0,29 persen), kopi bubuk (0,23 persen), sigaret kretek mesin (0,19 persen), cabai merah (0,14 persen), dan bawang putih (0,13 persen). Kenaikan harga komoditas-komoditas ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk mencari solusi jangka panjang.
Inflasi Bulanan dan Per Wilayah
Selain inflasi tahunan, BPS Lampung juga melaporkan inflasi bulanan (month-to-month) pada April 2024 sebesar 1,19 persen, dan inflasi tahun kalender sebesar 1,77 persen. Inflasi bulanan tertinggi berasal dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, mencapai 7,67 persen dan berkontribusi 0,90 persen terhadap total inflasi bulanan. Hal ini menunjukkan adanya tekanan inflasi dari sektor energi dan perumahan.
Lima komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar meliputi listrik (0,87 persen), bawang merah (0,18 persen), tomat (0,11 persen), emas perhiasan (0,11 persen), dan bawang putih (0,06 persen). Kembali, bawang merah menunjukkan perannya sebagai salah satu komoditas yang cukup berpengaruh terhadap inflasi di Lampung.
Dilihat dari wilayah, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur, mencapai 3,16 persen. Sebaliknya, inflasi terendah tercatat di Kota Metro, sebesar 2,08 persen. Perbedaan ini menunjukkan disparitas tingkat inflasi antar wilayah di Provinsi Lampung yang perlu dikaji lebih lanjut.
Analisis dan Implikasi
Data inflasi yang dirilis BPS Lampung memberikan gambaran penting tentang kondisi ekonomi di provinsi tersebut. Kenaikan harga bahan makanan, khususnya bawang merah, menjadi perhatian utama. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga dan menstabilkan pasokan komoditas-komoditas tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan, seperti peningkatan produksi, perbaikan infrastruktur, dan pengawasan distribusi.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan inflasi di sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kenaikan harga di sektor ini dapat berdampak luas pada perekonomian masyarakat. Kebijakan yang tepat dan terukur diperlukan untuk mengendalikan inflasi di sektor ini dan menjaga daya beli masyarakat.
Secara keseluruhan, data inflasi April 2024 di Lampung menunjukkan tantangan dalam menjaga stabilitas harga. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga. Pemantauan harga dan evaluasi kebijakan secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga di masa mendatang.