Inflasi Malaysia Naik 1,5 Persen di Februari 2025: Harga Santan Melonjak Tajam
Inflasi Malaysia meningkat 1,5 persen di Februari 2025, didorong kenaikan harga santan dan beberapa komoditas lainnya, meskipun lebih rendah dari Vietnam dan Filipina.

Kuala Lumpur, 22 Maret 2025 - Departemen Statistik Malaysia (DOSM) melaporkan peningkatan inflasi negara sebesar 1,5 persen pada Februari 2025, berdasarkan Indeks Harga Konsumen. Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga santan dan sejumlah komoditas lainnya. Kepala Statistik Malaysia, Mohd Uzir Mahidin, mengumumkan data ini dalam pernyataan pers di Putrajaya.
Peningkatan inflasi didorong oleh kenaikan harga di beberapa kelompok utama. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya mengalami kenaikan 2,3 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya naik 1,5 persen; kesehatan naik 1,0 persen; transportasi naik 0,7 persen; dan dekorasi, perangkat keras, dan pemeliharaan rumah tangga naik 0,3 persen. Meskipun demikian, beberapa kelompok mencatat peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Perawatan pribadi mengalami kenaikan 3,7 persen (dari 3,3 persen di Januari 2025), perlindungan sosial, barang, dan jasa naik 1,9 persen (dari 1,6 persen di Januari 2025), dan pendidikan, asuransi, dan jasa keuangan naik 1,5 persen (dari 0,6 persen di Januari 2025). Kenaikan harga ini memberikan kontribusi signifikan terhadap angka inflasi secara keseluruhan.
Analisis Kenaikan Inflasi
Kelompok makanan dan minuman, yang menyumbang 29,8 persen dari total Indeks Harga Konsumen, mengalami kenaikan 2,5 persen pada Februari 2025, sama dengan angka pada Januari 2025. Kenaikan harga santan segar (27,0 persen) dan santan instan (8,7 persen) di Februari 2025, dibandingkan dengan Januari 2025 (masing-masing 21,9 persen dan 3,8 persen), menjadi faktor utama peningkatan inflasi subkelompok makanan di rumah. Kenaikan harga kelapa di pasar Malaysia sejak Oktober 2024 disebabkan oleh berkurangnya pasokan kelapa lokal dan global.
Untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri, Federal Agricultural Marketing Board (FAMA) telah mengimpor 650 metrik ton kelapa tua. Langkah ini diharapkan dapat menstabilkan harga kelapa dan produk olahannya di pasar.
Meskipun inflasi nasional mencapai 1,5 persen, beberapa negara bagian mencatat angka yang lebih tinggi. Johor mencatat inflasi 2,1 persen, Sarawak dan Selangor masing-masing 1,9 persen, dan Malaka 1,6 persen. Sebaliknya, negara bagian lainnya mencatat inflasi di bawah angka nasional.
Perbandingan Inflasi dengan Negara Lain
Inflasi Malaysia (1,5 persen) lebih rendah dibandingkan Vietnam (2,9 persen) dan Filipina (2,1 persen). Namun, angka inflasi Malaysia lebih tinggi dibandingkan Thailand (1,1 persen), Indonesia (-0,1 persen), dan China (-0,7 persen). Perbandingan ini memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi regional.
Secara keseluruhan, peningkatan inflasi di Malaysia pada Februari 2025 perlu dipantau secara ketat. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Kenaikan harga santan, sebagai salah satu faktor utama, memerlukan perhatian khusus untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga komoditas ini ke depannya.