Inflasi Sulawesi Utara Capai 1,02 Persen di April 2025: Tarif Listrik Jadi Faktor Utama
Sulawesi Utara mengalami inflasi 1,02 persen pada April 2025, didorong oleh kenaikan tarif listrik dan harga emas perhiasan, serta beberapa jenis ikan.

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami inflasi sebesar 1,02 persen pada bulan April 2025. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Aidil Adha. Kenaikan ini terjadi secara month to month (m-to-m), sementara inflasi year to date (y-to-d) mencapai 2,01 persen. Berbagai faktor ekonomi menjadi penyebab utama inflasi ini, yang berdampak pada harga barang dan jasa di seluruh provinsi.
Aidil Adha menjelaskan bahwa lonjakan tarif listrik menjadi pendorong utama inflasi, berkontribusi sebesar 0,83 persen. Selain itu, kenaikan harga emas perhiasan juga ikut menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen. Kenaikan harga beberapa jenis ikan, seperti ikan tude (0,10 persen), ikan malalugis (0,07 persen), dan ikan cakalang (0,06 persen), turut memperparah situasi inflasi di Sulut.
Secara year on year (y-on-y), inflasi di Sulut mencapai 2,27 persen pada April 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,44. Perbedaan inflasi juga terlihat di berbagai daerah di Sulut. Kabupaten Minahasa Utara mencatat inflasi tertinggi sebesar 3,96 persen (IHK 113,87), sementara Kota Manado mencatat inflasi terendah sebesar 1,44 persen (IHK 107,17).
Faktor-faktor Penyebab Inflasi di Sulawesi Utara
Analisis lebih lanjut dari BPS Sulut menunjukkan beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks, menjadi penyebab utama inflasi y-on-y. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 5,74 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,55 persen. Kenaikan juga terlihat pada kelompok kesehatan (1,91 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (1,96 persen), pendidikan (0,86 persen), penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,03 persen), dan perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,09 persen).
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran justru mengalami penurunan indeks. Kelompok pakaian dan alas kaki turun 2,96 persen. Penurunan juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,95 persen), transportasi (1,41 persen), dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,61 persen).
Data ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi inflasi di Sulawesi Utara. Tidak hanya kenaikan harga barang pokok, tetapi juga sektor jasa dan utilitas umum berkontribusi signifikan terhadap angka inflasi yang tercatat.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Sulawesi Utara
Inflasi yang terjadi di Sulawesi Utara berpotensi memberikan dampak yang beragam terhadap perekonomian daerah. Kenaikan harga barang dan jasa dapat mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dapat berdampak pada penurunan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Di sisi lain, inflasi juga dapat mendorong peningkatan harga jual produk-produk lokal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi para produsen. Namun, dampak positif ini hanya akan terasa jika kenaikan harga jual mampu mengimbangi kenaikan biaya produksi yang diakibatkan oleh inflasi.
Pemerintah daerah Sulawesi Utara perlu memperhatikan perkembangan inflasi ini dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, serta program-program untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perekonomian daerah.
Pemantauan harga barang dan jasa secara berkala juga penting dilakukan untuk mencegah inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang. Keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga dan perekonomian Sulawesi Utara.
Kesimpulannya, inflasi di Sulawesi Utara pada April 2025 merupakan isu yang perlu mendapat perhatian serius. Analisis mendalam terhadap faktor-faktor penyebab dan dampaknya sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat guna menjaga stabilitas ekonomi daerah.