Tahukah Anda? Mahasiswa ISI Padang Panjang Ubah Limbah Kerang Jadi Kemasan Lipstik Mewah, Solusi Ramah Lingkungan untuk Kecantikan
Inovasi menarik! Seorang mahasiswa ISI Padang Panjang berhasil menyulap limbah kerang menjadi kemasan lipstik mewah. Temukan bagaimana Kemasan Lipstik Limbah Kerang ini jadi solusi berkelanjutan.

Seorang mahasiswa Desain Produk Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Marchelia Indriyanti, berhasil menciptakan inovasi menarik. Ia sukses mengolah limbah kerang laut menjadi kemasan lipstik yang mewah dan ramah lingkungan. Karya ini, diberi nama Khepri, telah melewati uji kelayakan dan dipamerkan di kampus ISI Padang Panjang pekan lalu.
Inisiatif ini berawal dari keprihatinan Marchelia terhadap banyaknya limbah cangkang kerang di Pulau Batam, daerah asalnya. Ia melihat potensi besar pada material ini sebagai alternatif pengganti plastik. Penemuan ini diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan bagi industri kecantikan.
Kemasan lipstik Khepri merupakan hasil dari karya ilmiah Marchelia yang berfokus pada desain berkelanjutan. Proyek ini membuktikan bahwa limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi. Ini juga sejalan dengan kebutuhan pasar akan produk kecantikan yang lebih ramah lingkungan.
Potensi Limbah Kerang dan Inspirasi Khepri
Ide pengembangan kemasan lipstik berbahan limbah kerang ini muncul dari observasi Marchelia di Pulau Batam. Batam, yang dikenal dengan kekayaan hasil lautnya, menghasilkan banyak limbah cangkang kerang. Selama ini, cangkang kerang hanya dimanfaatkan untuk kerajinan tangan sederhana, belum sebagai bahan dasar industri.
Padahal, limbah kerang memiliki potensi besar karena mengandung kalsium, fosfor, dan mineral lain yang lebih ramah lingkungan. Material ini dapat menjadi alternatif yang jauh lebih baik dibandingkan plastik yang sulit terurai. Marchelia melihat peluang untuk mengubah limbah ini menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Selain itu, Marchelia juga memperhatikan tingginya antusiasme kaum wanita terhadap produk kecantikan pascapandemi. Lipstik, sebagai kebutuhan primer bagi banyak wanita, menjadi fokus utamanya. Kombinasi antara masalah limbah dan permintaan pasar ini mendorongnya menciptakan solusi inovatif.
Nama "Khepri" sendiri memiliki makna yang mendalam. Nama ini diambil dari singkatan Kepulauan Riau (Kepri), tempat asal ide ini. Lebih jauh, Khepri adalah mitologi Mesir tentang dewi transformasi yang melambangkan matahari terbit, pencitraan, dan pembaruan kehidupan. Hal ini sangat relevan dengan misi mengubah limbah yang tidak berguna menjadi produk yang berharga dan bermanfaat.
Inovasi Berkelanjutan dan Pengakuan Karya
Proses pengembangan kemasan lipstik Khepri melibatkan serangkaian percobaan ekstensif. Marchelia melakukan berbagai eksperimen dengan bubuk kerang untuk menemukan komposisi campuran material yang optimal. Hasilnya adalah formula yang dinilai layak dan memiliki kekuatan yang memadai sebagai wadah kemasan lipstik.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa desain produk dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Kemasan lipstik ini tidak hanya fungsional tetapi juga membawa pesan penting tentang pengelolaan limbah. Ini adalah langkah maju dalam menciptakan produk kecantikan yang lebih bertanggung jawab.
Karya Marchelia ini bukan yang pertama dalam mengubah limbah menjadi produk bernilai. Sebelumnya, ia juga pernah meraih penghargaan dalam kategori Craft Based Design Solution pada Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) 2024. Saat itu, ia memenangkan kompetisi dengan produk "eco bee bag" yang terbuat dari material dasar pakaian bekas.
Saat ini, Marchelia kembali ditugaskan untuk mengembangkan kemasan bedak dengan material serupa. Ini menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan solusi berkelanjutan di industri desain. Inovasi seperti Kemasan Lipstik Limbah Kerang ini patut menjadi inspirasi bagi desainer muda lainnya.