Tangsel Uji Coba Sistem Satu Arah di Jalan Perintis-Cabe 2 untuk Urai Kemacetan
Pemkot Tangsel uji coba sistem satu arah di Jalan Perintis dan Jalan Cabe 2 pada 21-22 April 2025 untuk mengurangi kemacetan dan titik konflik lalu lintas.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan uji coba sistem satu arah di Jalan Perintis dan Jalan Cabe 2 pada 21-22 April 2025. Uji coba ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di kawasan tersebut. Kemacetan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk radius tikung yang kecil dan lebar akses keluar-masuk Jalan Perintis yang hanya 2,6 meter, yang menyebabkan antrian panjang dan penundaan kendaraan. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Tangsel, Martha Lena, menjelaskan bahwa sistem satu arah diterapkan untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan efisiensi lalu lintas di kawasan tersebut.
Sistem satu arah diterapkan antara Simpang Purnawarman-Simpang Perintis (37 meter) dan Simpang Perintis-Simpang Lombok (41 meter). Keputusan ini diambil setelah analisis kinerja lalu lintas menunjukkan bahwa Simpang Perintis berada pada level of service (LOS) F, yang menandakan volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Cabe II, Jalan Purnawarman, dan Jalan Lombok yang berada pada LOS E. Oleh karena itu, manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) berupa sistem satu arah dinilai sebagai solusi tepat.
Penerapan sistem satu arah ini diharapkan dapat mengurangi titik konflik lalu lintas dari 28 menjadi 14 titik. Dengan mengoptimalkan ruang lalu lintas yang ada, diharapkan arus kendaraan dapat lebih lancar. Data dari Dishub Tangsel mencatat panjang ruas jalan di Jalan Perintis 253 meter, Jalan Cabe II 415 meter, Jalan Purnawarman 400 meter, dan Jalan Lombok 260 meter. Penerapan MRLL ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kelancaran lalu lintas di wilayah tersebut.
Pengurangan Titik Konflik dan Kemacetan
Berdasarkan hasil uji coba, penerapan sistem satu arah di Jalan Perintis dan Jalan Cabe II menunjukkan hasil yang signifikan. Kemacetan yang sebelumnya terjadi di beberapa titik berhasil dikurangi. "Penerapan MRLL sistem satu arah pada Jalan Perintis dan Jalan Cabe II mengurangi kepadatan lalu lintas di sekitar simpang dengan kondisi lalu lintas menunjukkan jauh lebih baik," ujar Martha Lena. Panjang antrian di beberapa ruas jalan juga mengalami penurunan drastis.
Sebagai contoh, panjang antrian Jalan Cabe Raya ke arah Cirendeu yang awalnya mencapai 1,5 kilometer, berhasil ditekan menjadi di bawah 300 meter. Antrian ke arah Pamulang juga berkurang dari 453 meter menjadi 231 meter. Sementara itu, antrian di Jalan Purnawarman menurun dari lebih dari 500 meter menjadi di bawah 200 meter. Yang lebih signifikan, antrian di Jalan Cabe 2 dan Jalan Perintis yang sebelumnya masing-masing 50 meter dan 35 meter, kini berhasil dihilangkan sama sekali.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa sistem satu arah efektif dalam mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi lalu lintas di kawasan tersebut. Hal ini menjadi indikasi positif untuk penerapan sistem satu arah secara permanen di masa mendatang. Namun, evaluasi lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan efektivitas jangka panjang dari sistem ini dan kemungkinan penyesuaian yang dibutuhkan.
Uji coba ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Tangsel dalam meningkatkan kualitas manajemen lalu lintas di wilayahnya. Dengan mengurangi titik konflik dan kemacetan, diharapkan mobilitas warga Tangsel dapat meningkat dan aktivitas ekonomi dapat berjalan lebih lancar. Pemkot Tangsel akan terus melakukan evaluasi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan agar sistem satu arah ini dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
Evaluasi dan Langkah Selanjutnya
Meskipun uji coba menunjukkan hasil yang positif, Pemkot Tangsel akan tetap melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penerapan sistem satu arah ini. Evaluasi tersebut akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampak terhadap lalu lintas di jalan-jalan sekitar, tingkat kepatuhan pengguna jalan, dan masukan dari masyarakat. Hasil evaluasi akan menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan apakah sistem satu arah akan diterapkan secara permanen atau perlu dilakukan penyesuaian.
Pemkot Tangsel berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan sistem transportasi dan manajemen lalu lintas di wilayahnya. Mereka akan terus berinovasi dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengguna jalan. Partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan masukan dan menaati peraturan lalu lintas sangat penting untuk keberhasilan upaya ini.
Ke depannya, Pemkot Tangsel akan melibatkan lebih banyak pihak dalam proses pengambilan keputusan terkait manajemen lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi seluruh warga Tangsel. Dengan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif, diharapkan permasalahan lalu lintas di Tangsel dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, uji coba sistem satu arah di Jalan Perintis dan Jalan Cabe 2 di Tangsel menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi kemacetan dan titik konflik lalu lintas. Namun, evaluasi dan monitoring berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan efektivitas jangka panjang dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.