Uji Coba Sistem Satu Arah di Plengkung Gading Yogyakarta untuk Selamatkan Cagar Budaya
Pemerintah DIY mulai uji coba sistem satu arah di Plengkung Gading, Yogyakarta, untuk mengurangi beban lalu lintas dan mencegah kerusakan struktur bangunan cagar budaya tersebut.

Yogyakarta, 10 Maret 2024 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memulai uji coba sistem satu arah di kawasan Plengkung Nirbaya, atau yang lebih dikenal sebagai Plengkung Gading, Kota Yogyakarta, pada Senin, 10 Maret 2024. Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak negatif arus kendaraan terhadap struktur bangunan cagar budaya yang menunjukkan tanda-tanda keretakan dan kerusakan.
Plengkung Gading, sebagai salah satu gerbang utama Benteng Baluwerti yang mengelilingi Keraton Yogyakarta dan bagian penting dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, membutuhkan perlindungan. Keputusan ini diambil setelah adanya indikasi kerusakan pada struktur bangunan bersejarah tersebut akibat beban lalu lintas yang tinggi. Uji coba ini diharapkan dapat melestarikan Plengkung Gading untuk generasi mendatang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Wiyos Santoso, menjelaskan bahwa uji coba ini akan dilakukan secara bertahap dan dievaluasi secara berkala. Pada minggu pertama, sistem satu arah akan diberlakukan selama empat jam, yaitu dua jam di pagi hari (07.00-09.00 WIB) dan dua jam di sore hari (15.00-17.00 WIB). Setelah evaluasi selama seminggu, sistem satu arah penuh selama 24 jam akan dipertimbangkan untuk diterapkan pada minggu kedua.
Uji Coba dan Antisipasi Kerusakan
Wiyos Santoso menekankan pentingnya pelestarian Plengkung Gading. "Ini kaitannya dengan kita untuk melestarikan Plengkung Gading ini, karena sudah terindikasikan ada keretakan dan kerusakan," ujarnya. Selain pengalihan arus lalu lintas, Dinas Kebudayaan DIY juga merencanakan renovasi untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi pada bangunan bersejarah tersebut. Kerjasama antar instansi terkait sangat penting dalam upaya pelestarian ini.
Pengalihan lalu lintas didasarkan pada hasil survei dan kajian Dishub DIY yang menunjukkan kepadatan lalu lintas yang signifikan, terutama dari arah utara. Arus kendaraan dari arah utara kini dialihkan ke jalur alternatif untuk mengurangi beban pada Plengkung Gading. Dishub DIY telah memasang rambu-rambu sementara berupa 'water barrier' dan penunjuk arah untuk membantu kelancaran uji coba ini.
Petugas gabungan dari berbagai instansi, termasuk Dinas Kebudayaan, Polres, dan Polda DIY, dikerahkan untuk mengawasi jalannya uji coba. Meskipun belum ada sanksi yang diterapkan, Pemprov DIY lebih mengedepankan sosialisasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian cagar budaya. "Tentunya kami tidak bicara sanksi, tetapi kita harapkan ada kesadaran masyarakat terkait dengan pentingnya pelestarian dari cagar budaya ini," jelas Wiyos Santoso.
Evaluasi dan Langkah Selanjutnya
Kajian Dishub DIY menunjukkan bahwa arus lalu lintas di Plengkung Gading sangat padat, didominasi oleh kendaraan roda dua dan mobil pribadi, serta masih terdapat beberapa bus yang melanggar aturan larangan melintas. "Bus dari dulu sudah dilarang lewat sini, tapi ada yang melanggar. Ini yang menyebabkan kemacetan parah beberapa waktu lalu," ungkap Wiyos. Evaluasi juga akan dilakukan terhadap pengaturan lampu lalu lintas di sekitar Plengkung Gading, yang nantinya akan dinonaktifkan jika sistem satu arah diterapkan secara penuh.
Langkah-langkah yang diambil oleh Pemprov DIY menunjukkan komitmen yang kuat dalam pelestarian cagar budaya. Uji coba sistem satu arah ini diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada Plengkung Gading. Sosialisasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan adanya kerjasama antar instansi dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Plengkung Gading dapat tetap terjaga kelestariannya sebagai bagian penting dari sejarah dan budaya Yogyakarta.
Selain itu, Dishub DIY juga akan terus melakukan evaluasi dan monitoring terhadap dampak dari uji coba sistem satu arah ini, baik terhadap kelancaran lalu lintas maupun terhadap kondisi Plengkung Gading itu sendiri. Hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya pelestarian cagar budaya yang berharga ini.
Dengan adanya uji coba ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mendukung upaya pelestarian cagar budaya di Yogyakarta. Semoga upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi pelestarian Plengkung Gading dan lingkungan sekitarnya.