Sultan HB X Tekankan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Kemanusiaan dan Budaya
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan pembangunan infrastruktur di Yogyakarta harus berpusat pada nilai kemanusiaan, budaya, dan keberlanjutan, bukan hanya aspek fisik.

Yogyakarta, 14 Mei 2024 - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan penegasan pentingnya pembangunan infrastruktur yang tidak hanya berfokus pada aspek fisik. Beliau menekankan perlunya pembangunan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan keberlanjutan, demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Yogyakarta. Hal ini disampaikan saat beliau membuka lokakarya 'Financing Transit and Infrastructure in Indonesian Cities' di Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Sultan HB X menyatakan bahwa "Pembangunan bukan hanya soal fisik, tetapi bagaimana kita memanusiakan ruang dan memperluas akses mobilitas yang adil." Beliau juga menyambut baik kolaborasi lintas pihak dalam program UK PACT (United Kingdom Partnering for Accelerated Climate Transitions) yang bertujuan untuk membangun kota-kota di Indonesia yang lebih inklusif dan rendah karbon. Yogyakarta, dengan kekayaan budayanya dan perannya sebagai simpul konektivitas kawasan selatan Jawa, dinilai sangat relevan dalam program ini.
Lokakarya tersebut menandai dimulainya fase kedua program UK PACT. Fase pertama telah menghasilkan Model Terpadu Pengembangan Kawasan dan Transportasi (ITD) yang menjadi acuan strategis dalam pembangunan kota. Model ITD mengintegrasikan sistem transportasi dengan pengembangan kawasan melalui pendekatan lintas sektor, termasuk land value capture, perencanaan spasial, dan pembiayaan alternatif. Model ini dianggap penting, terutama bagi kota-kota sekunder yang seringkali terkendala akses fiskal dan kelembagaan.
Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan dan Inklusif
Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya pendekatan adaptif dan kontekstual terhadap lokalitas dalam pembangunan infrastruktur. Fase kedua program UK PACT akan lebih fokus pada eksplorasi pembiayaan alternatif untuk mengatasi keterbatasan skema konvensional. Beliau juga menyebut lokakarya ini sebagai tempat membangun kesepahaman lintas aktor dalam menciptakan tata kelola pembangunan yang kolaboratif.
Sultan juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat sejak tingkat desa. Beliau menegaskan komitmen Pemda DIY dalam memperkuat 'Kalurahan Mandiri Budaya' sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya. "Pembangunan harus dimulai dari desa. Kami ingin desa menjadi mandiri, berbudaya, dan mampu mengelola potensinya sendiri. Partisipasi masyarakat melalui APBDes sangat penting untuk menciptakan demokratisasi pembangunan," ujar Sultan.
Harapannya, kolaborasi lintas pihak, termasuk Techne Praxis International dan FCDO dalam program UK PACT, dapat menciptakan kota yang tidak hanya terhubung secara fisik, tetapi juga bermakna secara budaya dan spiritual, menghormati alam, serta menjunjung martabat manusia. Hal ini sejalan dengan filosofi Jawa 'Hamemayu Hayuning Bawono' yang ditekankan oleh Managing Director Techne Praxis International, Puspita Galih Resi.
Dukungan Techne Praxis International dan Fokus pada Pembiayaan Alternatif
Puspita Galih Resi menegaskan komitmen Techne Praxis International dalam mendukung pembangunan rendah karbon di DIY. Sejak 2022, pihaknya telah mendorong integrasi sistem mobilitas perkotaan dengan pembiayaan infrastruktur inovatif. Puspita juga menekankan pentingnya pendekatan sosial dan budaya lokal dalam perencanaan kota, sejalan dengan filosofi Jawa 'Hamemayu Hayuning Bawono'.
Program UK PACT, dengan fokus pada pembiayaan alternatif dan pendekatan yang berkelanjutan, diharapkan dapat memberikan solusi bagi tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kolaborasi dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Dengan menekankan aspek kemanusiaan dan budaya, pembangunan infrastruktur di Yogyakarta diharapkan tidak hanya meningkatkan konektivitas fisik, tetapi juga memperkuat identitas dan kesejahteraan masyarakatnya. Model ITD dan program UK PACT diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam membangun infrastruktur yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.