Pemkot Yogyakarta Bidik SDM Unggul, Wujudkan Kota Pusat Rujukan
Pemkot Yogyakarta berkomitmen tingkatkan kualitas SDM untuk jadi pusat rujukan unggulan di DIY, dorong sektor pariwisata dan kemandirian ekonomi daerah.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menetapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai strategi utama dalam mewujudkan visi Yogyakarta sebagai pusat rujukan dan pusat unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini disampaikan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) RPJMD Kota Yogyakarta 2025-2029.
Hasto menjelaskan bahwa Yogyakarta, sebagai kota yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, harus mengandalkan SDM unggul untuk mencapai kemajuan. "Kota Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam. Oleh karena itu, salah satu strategi kami adalah Yogyakarta menjadi Center Of Referral and Center of Excellent (Pusat Rujukan dan Pusat Unggulan)," tegas Hasto. Ia menekankan pentingnya program ini untuk mendorong produktivitas dan daya saing Kota Yogyakarta.
Program peningkatan SDM ini akan diwujudkan melalui berbagai bidang, termasuk upaya pengentasan kemiskinan yang diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain. Sistem pengelolaan sampah yang efektif dan mudah direplikasi juga menjadi bagian penting dari strategi ini. "Sistem yang dibangun untuk mengatasi masalah sampah ini mudah direplikasi di daerah lain. Ini juga menjadi bagian dari sistem rujukan yang saat ini sedang dibangun oleh Pemkot Yogyakarta," tambah Hasto.
Strategi Peningkatan Pariwisata dan Ekonomi
Pemkot Yogyakarta menyadari pentingnya sektor pariwisata bagi perekonomian daerah. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, berbagai strategi telah dan akan terus dikembangkan. Salah satunya adalah pengembangan City Of Festival dengan kalender event yang padat. "Itu salah satu upaya kita lakukan. Selanjutnya, kami akan melahirkan atraksi baru yang menjadi destinasi," jelas Hasto.
Pemkot juga berencana mengembangkan tari kreatif khas Yogyakarta untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Hasto berharap Yogyakarta dapat memiliki tarian ikonik seperti Tari Kecak di Bali. "Itu metode mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta," imbuhnya.
Selain pariwisata, Pemkot Yogyakarta juga fokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing produk ekonomi rakyat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Delapan Program Prioritas Pembangunan Kota Yogyakarta
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, memaparkan visi dan misi Kota Yogyakarta 2025-2029 yang tertuang dalam delapan program prioritas. Program-program tersebut meliputi peningkatan derajat pendidikan warga, peningkatan kualitas dan keadilan pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas lingkungan dan ketangguhan warga, peningkatan produktivitas dan daya saing produk ekonomi rakyat, peningkatan kemandirian ekonomi daerah, peningkatan kualitas kehidupan sosial warga, peningkatan kualitas layanan publik dan kepastian hukum, serta mewujudkan tujuan keistimewaan DIY.
Agus menjelaskan bahwa tujuan akhir dari program-program ini adalah terwujudnya manusia Kota Yogyakarta yang berkualitas, unggul, dan berkepribadian; infrastruktur perkotaan yang berkualitas; lingkungan hidup yang lestari dan berketahanan iklim dan bencana; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan. Semua ini diharapkan dapat terwujud dalam tata pemerintahan yang bebas korupsi, berkeadaban, dan selaras dengan tujuan keistimewaan DIY.
Pembangunan manusia menjadi fokus utama, diiringi dengan program sumbu filosofi yang mewarnai pembangunan Kota Yogyakarta. Namun, destinasi wisata tetap menjadi perhatian penting setelah penataan kota dengan sumbu filosofi tersebut.
Dengan komitmen yang kuat terhadap peningkatan SDM dan pengembangan berbagai sektor, Pemkot Yogyakarta optimis dapat mewujudkan visi Yogyakarta sebagai pusat rujukan dan pusat unggulan di DIY, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.