Target Rp98,4 Triliun: Selandia Baru Bidik Kemitraan Susu dengan Indonesia, Dukung Produksi Lokal
Selandia Baru serius membidik Kemitraan Susu Selandia Baru dengan Indonesia, targetkan nilai perdagangan Rp98,4 triliun sambil dukung produksi lokal. Mengapa?

Jakarta, 29 Juli 2024 – Selandia Baru secara aktif membidik kemitraan yang saling menguntungkan dengan Republik Indonesia. Kemitraan ini berfokus pada dukungan pengembangan produksi susu lokal berkualitas tinggi di Indonesia.
Langkah strategis ini bertujuan untuk melipatgandakan nilai perdagangan bilateral antara kedua negara. Target ambisius yang ditetapkan adalah mencapai 6 miliar dolar AS, atau sekitar Rp98,4 triliun, pada tahun 2029.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Phillip Taula, dalam kunjungan kerjanya ke ANTARA Heritage Center di Jakarta, Selasa, menegaskan komitmen negaranya. Ia menyatakan bahwa meskipun ekspor susu sangat vital bagi pertumbuhan Selandia Baru, pihaknya juga berkeinginan kuat untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi susu di Indonesia.
Fokus pada Kemitraan Susu dan Peningkatan Perdagangan
Duta Besar Taula menjelaskan bahwa saat ini Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen dari total kebutuhan susu di dalam negeri, sementara permintaan terus meningkat. Selandia Baru berharap dapat tetap menjadi pemasok utama susu berkualitas tinggi bagi Indonesia. Namun, di sisi lain, mereka juga ingin berperan aktif dalam membantu Indonesia mengembangkan produksi susunya sendiri guna meningkatkan kemandirian.
Nilai perdagangan dua arah antara Selandia Baru dan Indonesia saat ini baru mencapai 3 miliar dolar AS. Kedua negara telah sepakat untuk mempercepat pertumbuhan perdagangan bilateral ini. Target yang ditetapkan adalah mencapai 6 miliar dolar AS pada tahun 2029, menunjukkan ambisi besar dalam hubungan ekonomi.
Selandia Baru memandang bahwa peningkatan kapasitas produksi susu di Indonesia akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, sambil menunggu Indonesia mampu memenuhi kebutuhan susu domestik, Selandia Baru ingin membangun kemitraan terkait produksi susu yang saling menguntungkan. Kemitraan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.
Potensi Kerja Sama Energi Geotermal dan Program Gizi
Selain sektor susu, Duta Besar Taula juga menyoroti potensi pengembangan kerja sama di bidang energi. Khususnya, energi panas bumi atau geotermal, menjadi salah satu fokus utama yang dibidik. Selandia Baru memiliki keahlian mumpuni dalam mengidentifikasi lokasi pengeboran geotermal yang tepat.
Namun, Selandia Baru mengakui tidak memiliki kapasitas investasi yang besar untuk proyek-proyek tersebut. Sejalan dengan ambisi Indonesia dalam penggunaan energi terbarukan dan dorongan kuat dari Presiden Prabowo Subianto terkait transisi energi, Selandia Baru melihat banyak peluang kerja sama yang menguntungkan. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dalam sektor energi bersih.
Duta Besar Taula menyatakan bahwa Selandia Baru telah menjalin kemitraan yang panjang dengan Indonesia di bidang energi geotermal. Ia meyakini masih banyak peluang untuk memperkuat kerja sama ini secara saling menguntungkan di masa depan. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang Selandia Baru dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
Merujuk pada keberhasilan proyek ketahanan pangan dan peningkatan gizi anak-anak di Sumba, Nusa Tenggara Timur, serta Sumbawa dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selandia Baru juga menyampaikan minatnya. Mereka ingin berpartisipasi dalam program prioritas Presiden Prabowo, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Program-program sebelumnya telah berhasil menurunkan angka stunting dan malnutrisi secara signifikan, dan Selandia Baru berharap pengalaman tersebut dapat diterapkan untuk mendukung program MBG di wilayah timur Indonesia.