Indonesia Incar Posisi Kedua Produsen Kopi Dunia, Target Salip Vietnam!
Menargetkan peningkatan produksi kopi, Indonesia berambisi menyalip Vietnam dan menjadi produsen kopi terbesar kedua dunia dengan memanfaatkan potensi lahan dan kualitas biji kopi unggulan.

Jakarta, 15 Mei 2024 (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan Indonesia tengah fokus meningkatkan produksi kopi domestik. Sasaran ambisius yang dicanangkan adalah menyalip Vietnam sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia. Dengan produksi kopi tahunan lebih dari 700 ribu ton, Indonesia saat ini berada di peringkat keempat dunia. Namun, Menteri Hasan optimistis angka ini dapat meningkat pesat dengan strategi yang tepat.
Dalam sambutannya pada pembukaan World of Coffee Jakarta, Kamis lalu, Menteri Hasan menekankan pentingnya peningkatan produktivitas. "Saat ini, harga kopi sangat menguntungkan, jadi kita perlu meningkatkan produktivitas," tegasnya. Strategi peningkatan produktivitas yang diusung meliputi penggunaan bibit unggul, peningkatan proses pascapanen, dan penerapan kemasan yang lebih kompetitif untuk meningkatkan nilai jual kopi Indonesia.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal perkebunan kopi. Mulai dari Aceh di ujung barat hingga Papua di timur, beragam varietas kopi dengan cita rasa khas dihasilkan. Potensi ini perlu dioptimalkan untuk mencapai target peningkatan produksi. Keanekaragaman rasa kopi Indonesia ini juga didukung oleh 54 Indikasi Geografis (IG) yang telah terdaftar, terdiri dari 26 IG untuk Arabica, 24 untuk Robusta, tiga untuk Liberica, dan satu untuk Excelsa.
Potensi Besar, Kolaborasi yang Kuat
Menteri Hasan juga menyoroti aspek sosial budaya kopi di Indonesia. "Kopi bukan hanya komoditas, tetapi juga bagian dari kehidupan masyarakat di seluruh negeri. Dari dataran tinggi Gayo hingga lereng Toraja, kopi merupakan simbol kerja keras, warisan budaya, dan kebanggaan nasional," ujarnya. Saat ini, Indonesia masih berada di bawah Brasil, Vietnam, dan Kolombia dalam hal produksi kopi global. Vietnam, sebagai produsen terbesar kedua, menghasilkan 1,8 juta ton kopi setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta untuk memaksimalkan potensi kopi Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dari Januari hingga September 2024, Indonesia telah mengekspor 342.220 ton kopi senilai US$1,49 miliar. Di sisi lain, Indonesia juga mengimpor 67.650 ton kopi senilai US$319,84 juta. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia utama meliputi Filipina, Amerika Serikat, dan Malaysia. Hal ini menunjukkan adanya pasar internasional yang besar untuk kopi Indonesia, yang perlu dimanfaatkan secara optimal.
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung petani kopi Indonesia melalui berbagai program peningkatan kualitas dan produktivitas. Program ini meliputi penyediaan bibit unggul, pelatihan pengelolaan perkebunan, dan fasilitasi akses pasar. Dengan dukungan yang komprehensif, diharapkan produksi kopi Indonesia dapat meningkat secara signifikan dan mencapai target untuk menjadi produsen kopi terbesar kedua di dunia.
Strategi Peningkatan Produksi Kopi Indonesia
- Penggunaan bibit unggul untuk meningkatkan hasil panen.
- Peningkatan proses pascapanen untuk menjaga kualitas biji kopi.
- Pengembangan kemasan yang lebih kompetitif untuk meningkatkan nilai jual.
- Penguatan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta.
- Pemanfaatan potensi lahan perkebunan kopi di seluruh Indonesia.
Dengan strategi yang terarah dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia optimistis dapat meningkatkan produksi kopi dan mencapai target untuk menjadi produsen kopi terbesar kedua di dunia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kopi Indonesia.