Produksi Kopi Kuningan Tembus 775,8 Ton di 2024, Ekspor hingga Label IG Jadi Kunci Sukses
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berhasil membukukan produksi kopi robusta dan arabika mencapai 775,8 ton pada tahun 2024, didukung ekspor dan label Indikasi Geografis (IG).

Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berhasil meningkatkan produksi kopinya pada tahun 2024. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) mencatat total produksi kopi mencapai angka 775,8 ton. Rinciannya, 724,04 ton kopi robusta dan 51,76 ton kopi arabika. Pencapaian ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam sektor pertanian kopi di Kuningan.
Capaian produksi kopi tersebut berasal dari lahan seluas 1.485,25 hektare untuk kopi robusta dan 87,07 hektare untuk kopi arabika. Namun, yang menghasilkan buah hanya 658,36 hektare lahan robusta dan 59,50 hektare lahan arabika. Produktivitas kopi robusta tercatat mencapai 1.099,76 kilogram per hektare, sementara arabika mencapai 869,92 kilogram per hektare. Hal ini menunjukkan efisiensi yang cukup baik dalam pengelolaan perkebunan kopi di wilayah tersebut.
Suksesnya produksi kopi Kuningan tidak hanya berhenti di angka produksi. Sebagian dari hasil panen telah diekspor ke luar negeri, membuktikan kualitas dan daya saing kopi Kuningan di pasar internasional. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata potensi ekonomi yang besar dari sektor pertanian kopi di Kabupaten Kuningan.
Strategi Peningkatan Produksi dan Kualitas Kopi Kuningan
Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Diskatan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi. Pendampingan teknis secara intensif diberikan kepada para petani kopi. Hal ini meliputi pelatihan dan bimbingan teknis mengenai metode pertanian berkelanjutan, guna meningkatkan efisiensi budidaya dan hasil panen.
Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan pelaku industri kopi, juga dilakukan untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan terkini kepada para petani. Dukungan penuh diberikan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas kebun kopi mereka. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian kopi.
Tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, pemerintah daerah juga berupaya meningkatkan nilai jual kopi Kuningan. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan menerapkan label Indikasi Geografis (IG) bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon. Label IG ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah kopi Kuningan di pasar.
Manfaat Label Indikasi Geografis (IG) untuk Kopi Kuningan
Penerapan label IG memberikan sejumlah manfaat bagi para petani kopi di Kuningan. Label ini membantu memperjelas identifikasi produk kopi Kuningan, membedakannya dari produk kopi lain, dan menghindari praktik persaingan curang. Lebih lanjut, label IG menjamin kualitas produk sebagai komoditas asli dari daerah tersebut.
Dengan adanya label IG, diharapkan kopi khas Kuningan semakin dikenal dan diterima baik di pasar domestik maupun internasional. Hal ini akan memperkuat reputasi Kabupaten Kuningan sebagai penghasil kopi berkualitas di Indonesia. Label IG juga menghubungkan produk kopi dengan warisan lokal dan menawarkan jaminan asal serta karakteristik tertentu dari kopi Kuningan.
Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah, menyatakan, "Produktivitas kopi robusta mencapai 1.099,76 kilogram per hektare, sedangkan arabika 869,92 kilogram per hektare." Beliau juga menambahkan bahwa upaya penerapan label IG bertujuan untuk "memperkuat jenama kopi khas Kuningan dan meningkatkan nilai tambah produk."
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik dari segi peningkatan produktivitas maupun strategi pemasaran, kopi Kuningan diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.