3.000 Sapi Perah Australia Tiba di Indonesia, Dorong Swasembada Susu Nasional
Kedatangan 3.000 sapi perah dari Australia menandai langkah Indonesia menuju swasembada susu, ditargetkan 200.000 sapi impor hingga 2025 untuk penuhi kebutuhan dalam negeri.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengumumkan kedatangan sekitar 3.000 sapi perah impor dari Australia ke Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Pemerintah juga tengah berupaya meningkatkan penyerapan susu produksi dalam negeri melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pengumuman tersebut disampaikan Wamentan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 3 Maret 2024. Ia menjelaskan bahwa impor sapi perah tidak hanya berasal dari Australia, tetapi juga direncanakan dari negara-negara lain seperti Brazil, Vietnam, Denmark, dan Belanda. Pemerintah menargetkan impor sebanyak 200.000 ekor sapi perah hingga akhir tahun 2025.
Kedatangan sapi-sapi perah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi susu dalam negeri dan mengurangi "gap" antara produksi dan kebutuhan susu nasional. Wamentan menegaskan bahwa pemerintah tidak anti-impor, tetapi berkomitmen untuk mencapai swasembada susu dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk susu berkualitas.
Impor Sapi Perah: Upaya Menuju Swasembada Susu
Impor 3.000 sapi perah dari Australia merupakan langkah awal dalam program pemerintah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan impor sebanyak 200.000 ekor sapi perah hingga tahun 2025. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan susu nasional yang terus meningkat.
Selain Australia, pemerintah juga telah mengantongi izin impor sapi perah dari Brazil. Namun, realisasi impor dari Brazil masih menunggu proses selanjutnya. Impor sapi perah dari negara-negara lain seperti Vietnam, Denmark, dan Belanda juga masih dalam tahap perencanaan dan pengurusan izin.
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung investasi di sektor peternakan sapi perah. Dukungan tersebut meliputi penyediaan lahan peternakan untuk menampung sapi-sapi impor. Lahan-lahan tersebut tersebar di beberapa daerah di Pulau Jawa dan Provinsi Lampung.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Peningkatan Serapan Susu Lokal
Seiring dengan impor sapi perah, pemerintah juga fokus pada peningkatan penyerapan susu produksi dalam negeri. Wamentan menekankan pentingnya peran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam hal ini. Pemerintah berupaya untuk memberikan porsi yang lebih besar kepada industri susu dalam negeri dalam program tersebut.
Langkah ini bertujuan untuk menciptakan pasar baru bagi industri susu dalam negeri dan mendorong investasi di sektor ini. Dengan adanya kepastian pasar melalui MBG, diharapkan para pelaku usaha lebih tertarik untuk berinvestasi dan meningkatkan produksi susu dalam negeri.
Wamentan juga menjelaskan bahwa pemerintah berupaya memperkecil "gap" antara produksi susu dalam negeri dan impor. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan mencapai swasembada susu. "Kami ingin bagaimana gap (jarak) antara impor dan industri dalam negeri (terus diperkecil). Kami gak antiimpor, tetapi kami berusaha untuk bisa swasembada, bisa memenuhi kebutuhan susu kita," kata Sudaryono.
Investasi dan Pembangunan Pabrik Susu Segar
Impor sapi perah juga merupakan bagian dari strategi investasi pemerintah untuk membangun pabrik-pabrik susu segar di dalam negeri. Dengan tersedianya pasokan sapi perah yang cukup, diharapkan industri pengolahan susu dapat berkembang pesat.
Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap investasi di sektor ini, termasuk penyediaan lahan peternakan. Hal ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di industri pengolahan susu dan meningkatkan nilai tambah produk susu dalam negeri.
Pemerintah optimistis bahwa langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan akan mampu meningkatkan produksi susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Program MBG dan dukungan terhadap investasi di industri pengolahan susu menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai swasembada susu.
Dengan adanya tambahan 3.000 sapi perah dari Australia dan rencana impor lebih lanjut, Indonesia semakin dekat untuk mencapai target swasembada susu dan memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat, khususnya anak-anak melalui Program Makan Bergizi Gratis.