Tarif Impor AS: PM Inggris Buka Semua Opsi, Waspadai Dampak pada Industri Baja
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyatakan semua opsi terbuka sebagai respons atas tarif impor AS yang tinggi, mengancam industri baja Inggris dan menimbulkan kekhawatiran global.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada Rabu (12/3) menyatakan bahwa Inggris tidak akan menutup mata terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap baja dan aluminium. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas kebijakan Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium, serta rencana penggandaan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50 persen. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi industri baja Inggris, mengingat AS merupakan pasar ekspor baja terbesar kedua bagi Inggris setelah Uni Eropa.
Dalam sesi tanya jawab di parlemen, Starmer mengungkapkan "kekecewaannya" terhadap tarif global yang diberlakukan pada industri strategis. Ia menegaskan pemerintah akan mengambil pendekatan pragmatis, namun tetap membuka semua opsi yang tersedia sebagai respons atas kebijakan AS tersebut. Hal ini disampaikan setelah pemimpin Partai Liberal Demokrat, Ed Davey, menyinggung ancaman tarif yang diberlakukan Trump dan mempertanyakan kesediaan Starmer mengunjungi Kanada untuk menunjukkan dukungan.
Keputusan AS ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Inggris. Tidak hanya berdampak langsung pada perdagangan, tetapi juga berpotensi mengalihkan arus perdagangan baja dari AS ke pasar lain, termasuk Inggris, seperti yang dikhawatirkan UK Steel, asosiasi industri baja terbesar di Inggris. Ekspor produk baja khusus ke AS mencakup 9 persen dari total nilai ekspor baja Inggris dan 7 persen dari total volume ekspor.
Dampak Tarif Impor AS terhadap Industri Baja Inggris
Kekhawatiran UK Steel terhadap kebijakan tarif AS sangat beralasan. AS merupakan pasar ekspor yang sangat penting bagi industri baja Inggris. Pengenaan tarif tinggi akan mengurangi daya saing produk baja Inggris di pasar AS dan berpotensi mengurangi volume ekspor secara signifikan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pendapatan dan lapangan kerja di sektor industri baja Inggris.
Pemerintah Inggris di bawah kepemimpinan Starmer tampaknya menyadari potensi dampak negatif ini. Oleh karena itu, mereka menyatakan akan mengambil pendekatan yang pragmatis dan mempertimbangkan semua opsi yang tersedia untuk merespons kebijakan AS. Opsi-opsi tersebut bisa termasuk negosiasi bilateral, tindakan balasan berupa tarif serupa, atau strategi lain untuk melindungi industri baja dalam negeri.
Meskipun demikian, Starmer juga menekankan pentingnya negosiasi untuk mencapai kesepakatan ekonomi dengan AS. Tarif akan menjadi bagian dari pembicaraan tersebut jika kesepakatan tercapai. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Inggris berupaya mencari solusi melalui jalur diplomasi sebelum mengambil langkah-langkah yang lebih tegas.
Respons Global dan Pertemuan Internasional
Di tengah situasi ini, Starmer juga menyoroti perkembangan lain di kancah internasional. Ia menyambut baik kemajuan pembicaraan antara AS dan Ukraina di Arab Saudi, dan mengumumkan rencana untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia pada Sabtu mendatang. Perkembangan ini menunjukkan komitmen Inggris dalam terlibat dalam isu-isu global dan mencari solusi damai untuk konflik internasional.
Selain itu, Starmer juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi di Jalur Gaza, khususnya terkait pemblokiran pengiriman bantuan kemanusiaan oleh Israel. Ia menyatakan "Saya benar-benar terkejut melihat Israel memblokir bantuan pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar dan dengan kecepatan lebih tinggi dari sebelumnya." Pernyataan ini menunjukkan kepedulian Inggris terhadap krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Secara keseluruhan, pernyataan dan tindakan Starmer menunjukkan bahwa pemerintah Inggris sedang berupaya menyeimbangkan kepentingan ekonomi dalam negeri dengan komitmen pada hubungan internasional. Tantangan yang dihadapi Inggris saat ini membutuhkan strategi yang cermat dan terukur untuk memastikan stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.
Ke depan, perkembangan situasi ini akan terus dipantau dengan cermat. Langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah Inggris sebagai respons atas tarif impor AS akan sangat menentukan nasib industri baja Inggris dan hubungan ekonomi bilateral antara Inggris dan AS.