Teguh Setyabudi: Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang Bersyukur
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan rasa syukur dan terkejutnya atas penunjukan mendadak sebagai pemimpin Jakarta, serta pengalamannya memimpin Ibu Kota.

Teguh Setyabudi, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, baru-baru ini mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan memimpin Jakarta, meskipun hanya dalam waktu singkat. Pernyataan ini disampaikan menjelang berakhirnya masa jabatannya pada Senin, 17 Februari 2024 di Balai Kota Jakarta. Kejutan dan rasa syukur ini menjadi sorotan utama perjalanan kepemimpinannya di Ibu Kota.
Kejutan dan Amanah Kepemimpinan
Teguh Setyabudi mengaku tidak pernah menyangka akan ditunjuk sebagai Pj. Gubernur DKI Jakarta. Ia menekankan bahwa dirinya tidak melakukan pendekatan kepada siapapun untuk mendapatkan posisi tersebut. "Kalau saya sih jadi orang itu hidup mengalir. Mensyukuri apa yang sudah ada. Jalani apa yang ada. Termasuk juga menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah sesuatu yang sangat tidak saya sangka. Sedikitpun saya tidak pernah mendekati seseorang, petinggi, DPR RI atau sebagainya untuk menjadi Penjabat. Saya tidak tahu kok kenapa tiba-tiba jadi Penjabat DKI. Ya saya mensyukuri," ujarnya.
Meskipun berpengalaman sebagai Pj. Gubernur di Sulawesi Tengah dan Kalimantan Utara, serta menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan seperti Eselon I, Kepala BPSDM selama 8 tahun, Dirjen Pembangunan Daerah, dan Dirjen Dukcapil, Teguh mengakui bahwa memimpin Jakarta terasa berbeda. Ia menganggap jabatan ini sebagai amanah yang luar biasa.
Proses Penunjukan yang Tak Terduga
Sebelum terpilih, Teguh Setyabudi merupakan salah satu dari tiga kandidat Pj. Gubernur DKI Jakarta. Dua kandidat lainnya adalah Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir, dan Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik. Saat namanya masuk sebagai kandidat, Teguh mengaku langsung mempersiapkan diri dan mempelajari segala hal tentang Jakarta. Namun, ia tetap terkejut saat namanya akhirnya terpilih.
Pengalaman tersebut diungkapkannya, "Pada waktu pertama kali nama saya muncul, habis sidang DPRD, saya posisi sedang di Sumedang. Nggak ada angin, nggak ada hujan, saya ditanya gimana nih (jadi Pj. Gubernur DKI Jakarta). Saya juga nggak tahu. Tapi begitu nama saya muncul, mau nggak mau saya sebagai manusia harus prepare," kenang Teguh.
Gaya Kepemimpinan dan Rencana Masa Depan
Selama menjabat, Teguh Setyabudi menekankan pentingnya komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk media. Ia juga menyatakan dirinya selalu bersikap apa adanya dalam menjalankan tugas. Terkait masa depan, Teguh menyatakan kesiapannya untuk ditempatkan di posisi manapun setelah masa jabatannya berakhir. Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), ia menyatakan loyalitasnya dan siap menerima penugasan selanjutnya. "Sebagai PNS saya loyal, kalau saya kembali ke Dukcapil karena definitif ya memang di situ. Tapi kalau ada penugasan lain saya siap. Enjoy (nikmati) saja," tutup Teguh.
Kesimpulan
Pengalaman Teguh Setyabudi sebagai Pj. Gubernur DKI Jakarta menjadi bukti bahwa kepemimpinan dapat datang dari berbagai jalur yang tak terduga. Sikap syukur dan kesiapannya menghadapi tantangan menjadi teladan bagi para pemimpin lainnya. Komitmennya terhadap tugas dan negara juga terlihat jelas dari kesiapannya untuk menerima penugasan selanjutnya dimanapun itu.