Teladani Paus Fransiskus: DPR RI Dorong Empati dan Dialog Inklusif untuk Perdamaian Dunia
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menekankan pentingnya meneladani empati dan dialog inklusif Paus Fransiskus dalam upaya perdamaian dunia, khususnya konflik Israel-Palestina, serta peran diplomasi dalam merangkul semua pihak.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyerukan pentingnya meneladani nilai-nilai empati, dialog, dan inklusivitas yang dipegang teguh oleh Paus Fransiskus dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Hal ini disampaikannya dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus, Gong Bapak Suci untuk Perdamaian Israel-Palestina di Jakarta, Selasa (29/4).
Pernyataan tersebut muncul dalam konteks konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Menurut Dave Laksono, Paus Fransiskus telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perdamaian dengan selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, dialog, dan inklusi dalam setiap upayanya. Ia menekankan bahwa pendekatan ini sangat penting dalam menyelesaikan konflik internasional yang kompleks.
Lebih lanjut, Dave Laksono menjelaskan bahwa salah satu kunci utama dalam diplomasi internasional adalah menjaga agar proses dialog tetap terbuka. DPR RI, dalam hal ini, berperan sebagai jembatan dan pendorong forum-forum multilateral untuk memastikan proses perdamaian terus berjalan.
Diplomasi Inklusif: Kunci Perdamaian Dunia
Dave Laksono menegaskan pentingnya pendekatan inklusif dalam setiap upaya perdamaian. Konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, memiliki dampak luas terhadap kehidupan global, termasuk perdagangan internasional. Oleh karena itu, setiap solusi harus merangkul semua pihak yang terlibat.
Ia menambahkan bahwa DPR RI secara aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan untuk terus menyuarakan perdamaian dan mengajak negara-negara internasional untuk terlibat dalam pencarian solusi. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia.
Lebih jauh, Dave Laksono menekankan bahwa keterlibatan semua pihak merupakan hal yang krusial. Tidak ada solusi yang efektif jika hanya sebagian pihak yang dilibatkan dalam proses perdamaian. Inklusivitas menjadi kunci untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Meneladani Kesederhanaan dan Keteguhan Paus Fransiskus
Selain menekankan pentingnya dialog inklusif, Dave Laksono juga mengapresiasi peran Paus Fransiskus dalam mengadvokasi perdamaian. Ia menyebut bahwa komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian patut diteladani oleh seluruh masyarakat dunia.
Wakil rakyat ini menyoroti nilai-nilai kesederhanaan, keadilan, dan empati yang dianut Paus Fransiskus sebagai fondasi penting dalam diplomasi kemanusiaan. Bahkan hingga akhir hayatnya, Paus Fransiskus tetap menjaga kesederhanaan hidupnya, hanya meninggalkan kekayaan sekitar 100 dolar AS.
Dave Laksono juga menyinggung kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta, di mana beliau memilih untuk menggunakan mobil sederhana Toyota Zenix, bukan kendaraan mewah. Hal ini menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap kesederhanaan dan keadilan.
Sikap sederhana dan teguh Paus Fransiskus, meskipun dengan keterbatasan fisik, tetap mampu memberikan dampak besar dalam mengadvokasi perdamaian dunia. Kekuatan simbolik yang dimilikinya mampu menyuarakan perdamaian lintas negara, melampaui batas-batas politik dan agama.
Kesimpulannya, pidato Dave Laksono menekankan pentingnya meneladani semangat Paus Fransiskus dalam membangun perdamaian dunia. Hal ini mencakup komitmen terhadap dialog inklusif, empati, dan kesederhanaan sebagai fondasi utama dalam menyelesaikan konflik internasional. Indonesia, melalui DPR RI, berkomitmen untuk terus mendorong upaya-upaya perdamaian tersebut.