Terobosan! Lapas Wahai Maluku Hadirkan Layanan Kesehatan Penyakit Dalam, Atasi Keterbatasan Akses Medis di Wilayah Terpencil
Lapas Wahai Maluku kini menyediakan layanan kesehatan penyakit dalam berkat kerja sama dengan PAPDI. Ini solusi vital bagi warga binaan di wilayah terpencil. Bagaimana dampaknya?

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai di Maluku kini menghadirkan terobosan penting dalam pemenuhan hak kesehatan warga binaan pemasyarakatan (WBP). Inisiatif ini terlaksana berkat kolaborasi strategis dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Maluku. Layanan ini difokuskan pada pemeriksaan dan penanganan penyakit dalam bagi para narapidana, memastikan mereka mendapatkan perhatian medis yang layak.
Program kesehatan ini menjadi angin segar, terutama mengingat lokasi Lapas Wahai yang berada di Kecamatan Seram Utara. Wilayah tersebut cukup jauh dari ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, sehingga akses terhadap fasilitas kesehatan spesialis sangat terbatas. Ketiadaan dokter spesialis penyakit dalam di area sekitar menjadikan layanan ini sangat krusial dan dinantikan.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama yang telah terjalin. Kerja sama tersebut dilakukan dengan Puskesmas Wahai, yang kini menjadi mitra penyelenggara bersama PAPDI Maluku. Pemeriksaan ini diharapkan dapat mendeteksi dini berbagai potensi penyakit dan memberikan penanganan awal yang tepat.
Pentingnya Akses Layanan Kesehatan Penyakit Dalam di Wilayah Terpencil
Kehadiran layanan kesehatan penyakit dalam di Lapas Wahai menjadi sangat vital, khususnya bagi warga binaan yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok usia ini seringkali memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap berbagai penyakit. Mereka membutuhkan perhatian medis khusus serta deteksi dini kondisi kesehatan yang mungkin tidak disadari.
Tersih Victor Noya menjelaskan bahwa di wilayah Wahai, tidak ada dokter spesialis penyakit dalam. Umumnya, hanya dokter umum yang bertugas di fasilitas kesehatan setempat. Kondisi geografis Lapas Wahai yang terpencil menjadi tantangan besar dalam menyediakan akses kesehatan yang memadai bagi seluruh warga binaan.
“Inilah kesempatan emas bagi kami mengingat di wilayah Wahai tidak ada dokter spesialis penyakit dalam, hanya dokter umum,” ujar Noya. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi peluang berharga untuk memberikan pelayanan langsung kepada warga binaan. Ini termasuk upaya deteksi dini penyakit dan menjamin kesehatan mereka secara menyeluruh.
Pemenuhan hak pelayanan kesehatan bagi warga binaan telah diatur jelas dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan Pasal 9 huruf d. Upaya meningkatkan derajat kesehatan adalah bagian integral dari pemenuhan hak asasi manusia. Ini termasuk bagi kelompok rentan seperti lansia yang berada di dalam lapas.
Manfaat dan Dampak Positif Program Layanan Kesehatan
Program layanan kesehatan penyakit dalam ini memberikan manfaat langsung yang signifikan bagi warga binaan. Mereka mendapatkan pemeriksaan organ dalam secara komprehensif dari dokter spesialis. Ini merupakan langkah preventif penting untuk memastikan kesehatan mereka tetap terjaga dan teridentifikasi sedini mungkin.
Salah satu warga binaan Lapas Wahai, ZK, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya pemeriksaan langsung dari dokter spesialis. “Di Wahai ini jauh sekali dari rumah sakit, jadi kalau sakit sulit memeriksakan diri ke dokter spesialis,” ucapnya.
ZK menambahkan bahwa seluruh warga binaan yang mengikuti pemeriksaan sangat berterima kasih. Ini menunjukkan betapa berharganya akses terhadap layanan medis spesialis di lokasi yang terisolasi. Inisiatif ini benar-benar menjawab kebutuhan mendesak mereka akan penanganan kesehatan yang berkualitas.
Anggota PAPDI Maluku, dr. Asmaul Haq Hataul, juga memberikan imbauan penting kepada warga binaan. Ia mengingatkan WBP usia rentan untuk selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat. Perhatian terhadap makanan yang dikonsumsi juga menjadi kunci utama dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap prima selama masa pembinaan.