THR 2025: Dorongan Signifikan untuk Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi Sulut
Pencairan THR di Sulawesi Utara pada 17 Maret 2025 diprediksi akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor ritel, UMKM, dan pariwisata.

Manado, 17 Maret 2025 - Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) yang dimulai pada 17 Maret 2025 di Sulawesi Utara (Sulut) diharapkan memberikan dampak positif signifikan terhadap perekonomian daerah. Hal ini disampaikan oleh Dr. Joy Tulung, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), yang menekankan peran penting THR dalam meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Dr. Joy, pencairan THR tepat sebelum Hari Raya Idul Fitri sangat strategis. Momentum ini bertepatan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga, sehingga THR akan menjadi suntikan vital bagi perputaran uang di masyarakat. Ia menjelaskan bahwa masyarakat cenderung meningkatkan pengeluaran untuk berbagai kebutuhan, mulai dari kebutuhan pokok hingga keperluan lainnya menjelang hari raya.
Dampak positif THR tidak hanya dirasakan oleh masyarakat secara langsung, tetapi juga berimbas pada sektor usaha di Sulut. Peningkatan daya beli akan mendorong peningkatan omzet pada berbagai sektor, terutama sektor ritel, UMKM, dan pariwisata. Hal ini diperkirakan akan menciptakan efek domino yang menggerakkan roda perekonomian daerah secara lebih luas.
THR: Penggerak Roda Perekonomian Sulut
Dr. Joy Tulung, yang juga menjabat sebagai Ketua ISEI Cabang Manado Sulut, menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak positif THR terhadap perekonomian Sulut. Ia menyatakan bahwa THR menjadi faktor penting dalam mendorong perputaran ekonomi karena sebagian besar masyarakat menggunakannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan konsumtif lainnya. Dengan demikian, THR berkontribusi langsung pada peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Lebih lanjut, Dr. Joy menjelaskan bahwa peningkatan permintaan barang dan jasa akibat pencairan THR akan berdampak positif pada sektor ritel, UMKM, dan pariwisata. Ketiga sektor ini biasanya mengalami peningkatan signifikan pada periode menjelang dan selama hari raya. Hal ini menunjukkan peran penting THR dalam menopang pertumbuhan ekonomi Sulut.
"Pencairan THR diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, di mana konsumsi rumah tangga cenderung meningkat," ujar Dr. Joy dalam keterangannya di Manado.
Ia menambahkan bahwa efek ganda dari peningkatan aktivitas ekonomi ini akan semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi Sulut secara keseluruhan.
Pertumbuhan Ekonomi Sulut dan Kontribusi Sektor Unggulan
Pertumbuhan ekonomi Sulut pada tahun 2024 tercatat sebesar 5,39 persen. Beberapa sektor ekonomi menjadi penopang utama pertumbuhan ini. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan kontribusi tertinggi, yaitu sebesar 1,05 persen. Kemudian disusul oleh sektor Perdagangan dengan kontribusi 0,76 persen dan sektor Administrasi Pemerintahan dengan kontribusi 0,60 persen.
Dengan adanya pencairan THR, diharapkan sektor-sektor tersebut dapat semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut di tahun-tahun mendatang. THR dapat menjadi katalis yang mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor ritel, UMKM, dan pariwisata yang sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong program-program yang dapat memaksimalkan dampak positif pencairan THR terhadap perekonomian daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai strategi, seperti promosi wisata, pelatihan UMKM, dan kemudahan akses permodalan bagi pelaku usaha.
Secara keseluruhan, pencairan THR di Sulut pada tahun 2025 ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Diharapkan, dengan meningkatnya daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi Sulut akan semakin meningkat dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.