Tiga Pilar Inovasi: Pasar, Regulasi, dan Pemikiran Kritis
CEO CME, Carmelo Ferlito, ungkap tiga elemen kunci inovasi yaitu adopsi pasar, kerangka kelembagaan, dan pendidikan humaniora untuk berpikir kritis, kunci perubahan ekonomi.

Jakarta, 06 Mei 2025 (ANTARA) - Carmelo Ferlito, CEO Center for Market Education (CME), memaparkan tiga elemen krusial dalam mendorong inovasi yang berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Paparan tersebut disampaikan dalam Innovation Summit Southeast Asia 2025 di Jakarta. Ketiga elemen tersebut mencakup adopsi pasar, kerangka kelembagaan yang suportif, dan pentingnya pendidikan humaniora untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Pertama, Ferlito menekankan betapa pentingnya pasar dalam mengadopsi inovasi. Inovasi, sekecil apapun, tidak akan bertahan lama dan mengubah kehidupan jika tidak diterima oleh pasar. "Ini adalah ujian pertama agar inovasi dapat disebut sebagai inovasi," tegasnya.
Keberhasilan inovasi juga bergantung pada elemen kedua, yaitu kerangka kelembagaan yang mendukung. Contohnya, inovasi di bidang kewirausahaan akan berkembang pesat jika didukung oleh regulasi dan institusi yang kondusif. "Lembaga memainkan peran penting dalam mewujudkan kewirausahaan," tambah Carmelo.
Elemen Kunci Inovasi: Peran Pasar dan Regulasi
Adopsi pasar merupakan kunci keberhasilan inovasi. Tanpa adanya permintaan dan penerimaan dari pasar, inovasi sekreatif apapun akan sulit berkembang dan memberikan dampak yang signifikan. Hal ini menunjukkan pentingnya riset pasar yang mendalam sebelum meluncurkan sebuah inovasi.
Kerangka kelembagaan yang suportif juga tak kalah penting. Regulasi yang jelas, birokrasi yang efisien, dan akses pendanaan yang mudah akan mempercepat proses pengembangan dan implementasi inovasi. Kurangnya dukungan kelembagaan dapat menghambat inovasi, bahkan membuatnya gagal sebelum sempat berkembang.
Sebagai contoh, inovasi di bidang teknologi akan sulit berkembang jika regulasi terkait perlindungan data pribadi masih lemah atau proses perizinan usaha terlalu rumit. Oleh karena itu, pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi.
Pentingnya Pemikiran Kritis: Pendidikan Humaniora sebagai Landasan
Elemen ketiga yang tak kalah penting adalah pendidikan, khususnya pendidikan humaniora. Ferlito menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam pengembangan inovasi. Ia menuturkan pengalamannya mengunjungi sekolah anaknya yang justru lebih menekankan kewirausahaan di tingkat sekolah dasar daripada mata pelajaran seperti sejarah, geografi, dan sastra.
Ferlito berpendapat bahwa kewirausahaan memang dapat dipelajari melalui pengalaman, tetapi kemampuan berpikir kritis yang didapat dari pendidikan humaniora merupakan bekal yang tak tergantikan bagi para wirausahawan. "Kita tidak membutuhkan lebih banyak mata pelajaran kewirausahaan. Kita perlu menempa wirausahawan dengan memberi mereka alat untuk berpikir kritis. Alat berpikir kritis tersebut dipupuk oleh pengetahuan disiplin ilmu humanistik," jelasnya.
Kemampuan berpikir kritis membantu para wirausahawan untuk memecahkan masalah, beradaptasi dengan perubahan, dan mengambil keputusan yang tepat. Hal ini sangat penting dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian dalam dunia usaha yang dinamis.
Pendidikan humaniora memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mata pelajaran seperti sejarah, sastra, dan filsafat mengajarkan para siswa untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan membentuk opini yang rasional. Kemampuan ini sangat berharga bagi para wirausahawan dalam mengembangkan inovasi yang berdampak.
Trade Barrier Index 2025: Hambatan Perdagangan Menghambat Inovasi
CME juga meluncurkan Trade Barrier Index 2025. Ferlito menjelaskan bahwa inovasi dan perdagangan bebas saling berkaitan erat. Inovasi mendorong perubahan ekonomi melalui pertukaran produk, pengetahuan, dan perdagangan. Semakin tinggi hambatan perdagangan, semakin kecil kemungkinan inovasi untuk menciptakan perubahan yang signifikan.
Inovasi dan perdagangan bebas merupakan dua pilar dari proses perubahan ekonomi. Oleh karena itu, mengurangi hambatan perdagangan akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dalam menciptakan lingkungan perdagangan yang bebas dan adil.
Kesimpulannya, inovasi membutuhkan tiga elemen kunci: adopsi pasar, kerangka kelembagaan yang suportif, dan pendidikan humaniora untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Ketiga elemen ini saling berkaitan dan harus diintegrasikan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi.