Tiga Strategi Pemerintah Dongkrak Produksi Minyak Nasional
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, memaparkan tiga pendekatan utama, yakni intervensi teknologi, percepatan POD sumur eksplorasi, dan optimasi sumur idle, untuk meningkatkan lifting minyak nasional yang pada 2024 lalu meleset dari target APBN.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini mengumumkan tiga strategi jitu untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Pengumuman ini disampaikan saat Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin, 03/02. Langkah ini diambil menyusul capaian lifting minyak dan gas bumi tahun 2024 yang sedikit di bawah target APBN.
Strategi pertama yang diungkap adalah intervensi teknologi. Berbagai teknologi akan diterapkan sesuai kondisi geografis masing-masing wilayah. Sebagai contoh, metode Enhanced Oil Recovery (EOR) akan diterapkan di Riau untuk meningkatkan efisiensi pengambilan minyak dari sumur yang telah ada. Inovasi teknologi ini diharapkan mampu mendongkrak produksi secara signifikan.
Kedua, pemerintah tengah mengebut proses Plan of Development (POD) untuk lebih dari 300 sumur eksplorasi yang telah selesai namun belum beroperasi. Proses POD ini berada di bawah pengawasan SKK Migas dan akan segera dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi sumur-sumur tersebut. Percepatan proses ini diyakini akan memberikan tambahan produksi minyak dalam waktu dekat.
Ketiga, pemerintah mengaktifkan kembali lebih dari 6.000 sumur minyak yang sebelumnya tidak aktif atau idle well. Kerja sama dengan Pertamina telah dilakukan untuk melakukan pengeboran ulang pada sumur-sumur tersebut. Meskipun hasil awal menunjukkan angka yang relatif kecil, sekitar 4-5 barel per hari per sumur, intervensi teknologi dan perubahan teknik pengeboran dari vertikal ke horizontal diharapkan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Sebagai konteks, realisasi lifting minyak dan gas bumi sepanjang tahun 2024 mencapai 1,606 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka ini sedikit lebih rendah dari target APBN 2024 sebesar 1.668 MBOEPD. Meskipun demikian, pada bulan November dan Desember 2024, realisasi lifting justru melampaui target APBN, masing-masing mencapai 1.748 MBOEPD dan 1.868 MBOEPD. Sebagai perbandingan, pada Januari dan Februari 2024, realisasi lifting hanya mencapai 1.442 MBOEPD dan 1.406 MBOEPD.
Lebih rinci lagi, lifting minyak bumi sepanjang tahun 2024 mencapai 579,7 ribu barel minyak per hari (MBOPD), di bawah target APBN 2024 sebesar 635 MBOPD. Namun, upaya peningkatan produksi yang dilakukan pemerintah melalui tiga pendekatan di atas diharapkan dapat memperbaiki kinerja produksi minyak nasional di masa mendatang.
Kesimpulannya, pemerintah melalui Kementerian ESDM berupaya keras meningkatkan lifting minyak nasional dengan pendekatan terintegrasi. Kombinasi intervensi teknologi, percepatan POD, dan optimasi sumur yang tidak aktif diharapkan dapat mengatasi tantangan dan mencapai target produksi minyak di masa depan.