TMMD Sengkuyung di Sleman Percepat Pembangunan Desa, Infrastruktur Baru Dorong Perekonomian
Program TMMD Sengkuyung Tahap I Tahun 2025 di Sleman, Yogyakarta, berhasil mempercepat pembangunan infrastruktur desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Sleman, 20 Maret 2025 (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyatakan bahwa kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung di Sleman telah memberikan kontribusi signifikan dalam mempercepat pembangunan daerah, khususnya di wilayah pedesaan. Program ini melibatkan kolaborasi TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat, berlangsung selama 30 hari, mulai 19 Februari hingga 20 Maret 2025, di lapangan Selomartani, Kalasan.
Penutupan TMMD Sengkuyung Tahap I Tahun 2025 ditandai dengan selesainya berbagai proyek infrastruktur dan program pemberdayaan masyarakat. Danang menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak yang terlibat, menekankan pentingnya menjaga dan memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun untuk mendorong perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Selomartani.
Program ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga mencakup aspek nonfisik yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun Indonesia dari desa.
Infrastruktur Baru dan Pemberdayaan Masyarakat
Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah, menjelaskan bahwa sasaran TMMD meliputi pembangunan fisik dan nonfisik. Sasaran fisik meliputi pembangunan talud sepanjang 1.200 meter dan renovasi lima Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Pembangunan talud diharapkan dapat mencegah bencana alam seperti tanah longsor, sementara renovasi RTLH bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kurang mampu.
Selain pembangunan fisik, TMMD juga fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui berbagai penyuluhan. Penyuluhan tersebut mencakup wawasan kebangsaan, Kamtibmas dan kejahatan jalanan, pencegahan stunting dengan meningkatkan peran Posyandu dan Pos Bindu, serta penyuluhan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Program penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, keamanan, dan persatuan bangsa. Dengan demikian, TMMD tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam keberhasilan TMMD. Masyarakat Selomartani turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, baik dalam bentuk tenaga maupun logistik. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi di tengah masyarakat.
Anggaran dan Swadaya Masyarakat
Kegiatan TMMD Sengkuyung ini mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai sumber. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan anggaran sebesar Rp75 juta, sementara Pemerintah Kabupaten Sleman memberikan anggaran sebesar Rp450 juta. Total anggaran kegiatan ini mencapai Rp525 juta.
Selain anggaran pemerintah, masyarakat juga memberikan kontribusi berupa swadaya. Masyarakat Selomartani menyumbangkan tenaga kerja sebanyak 20 orang per hari dan logistik senilai Rp30 juta. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat ini menjadi kunci keberhasilan TMMD.
Partisipasi aktif masyarakat dalam bentuk swadaya menunjukkan kepedulian dan komitmen mereka terhadap pembangunan desa. Hal ini juga memperkuat rasa kepemilikan masyarakat terhadap infrastruktur yang dibangun.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat, TMMD Sengkuyung di Sleman telah berhasil mempercepat pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan wilayah.