TNI Kirim Tim SAR ke Myanmar Pasca Gempa Dahsyat: Kapal Rumah Sakit, Helikopter, dan Pesawat Terjun
TNI mengerahkan tim SAR, medis, dan teknik ke Myanmar untuk membantu evakuasi korban gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo yang menewaskan lebih dari seribu orang.

Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, mengakibatkan lebih dari 1.000 orang meninggal dunia dan 2.300 lainnya luka-luka. Gempa tersebut juga terasa hingga ke India, Thailand, Bangladesh, Laos, dan China. Sebagai bentuk kemanusiaan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mengirimkan tim bantuan untuk membantu evakuasi korban di Myanmar.
Keputusan ini diumumkan setelah Panglima TNI mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi, Kepala Pusat Penerangan TNI, mengkonfirmasi pengiriman tim Pencarian dan Pertolongan (SAR), tim medis, dan tim teknik. Tim gabungan ini akan berkolaborasi dengan personel di lokasi bencana untuk menyelamatkan korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Bantuan yang diberikan merupakan bagian dari misi kemanusiaan TNI di daerah yang terkena bencana atau konflik. TNI berkomitmen untuk membantu meringankan penderitaan korban gempa di Myanmar dan memberikan dukungan penuh dalam proses evakuasi dan pemulihan.
Tim Gabungan TNI untuk Misi Kemanusiaan di Myanmar
Tim gabungan TNI yang akan diberangkatkan ke Myanmar terdiri dari personel SAR terlatih, tim medis untuk memberikan perawatan darurat dan pengobatan, serta tim teknik untuk membantu proses pembersihan puing-puing bangunan dan perbaikan infrastruktur. Tim teknik akan menggunakan peralatan berat untuk mempercepat proses evakuasi dan pemulihan.
Selain personel, TNI juga akan mengirimkan sejumlah pesawat, kapal rumah sakit, dan helikopter untuk mendukung proses evakuasi. Alat-alat berat juga akan dikerahkan untuk membantu membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa.
Komitmen TNI dalam misi kemanusiaan ini menunjukkan solidaritas Indonesia terhadap negara-negara yang terdampak bencana. Kerja sama internasional dalam penanganan bencana sangat penting untuk memastikan bantuan yang efektif dan efisien sampai kepada korban yang membutuhkan.
Alat Transportasi dan Peralatan yang Dikerahkan
Untuk menunjang operasi evakuasi dan bantuan kemanusiaan, TNI akan mengerahkan sejumlah armada penting. Armada tersebut meliputi kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso (atau Rajiman, perlu konfirmasi ulang), tiga pesawat C-130/Hercules, satu helikopter Super Puma, dan tiga helikopter Caracal.
Pengiriman armada tersebut dijadwalkan akan berangkat dari Indonesia menuju Myanmar pada hari Senin, 31 Maret 2025. Kehadiran kapal rumah sakit akan sangat membantu dalam memberikan perawatan medis kepada para korban yang mengalami luka-luka berat.
Pesawat-pesawat angkut berat akan digunakan untuk mengangkut personel, peralatan, dan logistik yang dibutuhkan dalam operasi bantuan. Sementara itu, helikopter akan digunakan untuk akses yang lebih cepat dan efisien ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Dampak Gempa di Myanmar dan Negara Tetangga
Gempa bumi yang mengguncang Myanmar telah menimbulkan kerusakan yang sangat besar dan menyebabkan korban jiwa yang banyak. Di Thailand, sedikitnya delapan orang meninggal dunia dan sekitar 80 orang masih dinyatakan hilang.
Bencana ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan kerja sama internasional dalam menanggulangi dampaknya. Bantuan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, sangat dibutuhkan untuk membantu Myanmar dalam proses pemulihan pasca gempa.
TNI berharap agar bantuan yang diberikan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya penyelamatan dan pemulihan di Myanmar. Semoga para korban dapat segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan dan proses pemulihan dapat berjalan dengan lancar.