Tradisi Imlek: Hal-Hal yang Dihindari untuk Menarik Keberuntungan
Pakar feng shui menjelaskan sejumlah tradisi masyarakat Tionghoa yang dihindari saat Imlek, seperti menyapu rumah, potong rambut, hingga berbicara buruk, karena dipercaya dapat mengurangi keberuntungan di tahun baru.
Mitos atau Tradisi? Berbagai hal dihindari saat perayaan Imlek oleh warga keturunan Tionghoa. Menurut pakar feng shui, Yulius Fang, hal ini bukan sekadar mitos, melainkan tradisi turun-temurun yang dianggap dapat mempengaruhi keberuntungan sepanjang tahun. Pernyataan ini disampaikannya kepada ANTARA pada 25 Januari 2024.
Yulius menjelaskan, tradisi ini bertujuan menyambut tahun baru dengan energi positif. Masyarakat Tionghoa ingin memulai tahun dengan hal-hal baik untuk keberuntungan. Makanan pun dipilih yang lezat dan manis, melambangkan harapan akan tahun yang menyenangkan.
Mematuhi tradisi ini, menurut Yulius, dianggap sebagai cara menghormati leluhur dan menciptakan keharmonisan. Ia menekankan bahwa aturan ini lebih bersifat saran, bukan paksaan, untuk mendatangkan kebaikan.
Berikut beberapa hal yang umumnya dihindari selama perayaan Imlek:
Menyapu: Menyapu rumah di hari Imlek dipercaya dapat menyapu keberuntungan yang telah masuk. Oleh karena itu, pembersihan rumah sebaiknya dilakukan setelah perayaan.
Memotong atau Mencuci Rambut/Kuku: Tradisi ini beranggapan bahwa memotong atau mencuci rambut/kuku di hari Imlek dapat membuang keberuntungan. Sebaiknya dilakukan sehari sebelum atau sesudah Imlek.
Berbicara Buruk: Imlek adalah momen kebahagiaan. Berbicara buruk dianggap akan membawa ketidakberuntungan sepanjang tahun.
Berkonflik: Konflik di hari Imlek dianggap dapat melenyapkan keberuntungan. Lebih baik membangun hubungan baik dan menghindari pertengkaran.
Makan Bubur: Bubur sering dikaitkan dengan penyakit. Oleh karena itu, orang keturunan Tionghoa cenderung menghindari makan bubur di hari Imlek.
Selain hal-hal di atas, Yulius menambahkan bahwa secara umum, hal-hal yang menimbulkan kesan buruk dan dikaitkan dengan ketidakberuntungan dihindari. Contohnya, mengonsumsi obat di hari Imlek, karena dikaitkan dengan sakit. Namun, jika konsumsi obat bersifat rutin dan wajib, maka hal tersebut diperbolehkan.
Intinya, perayaan Imlek bagi sebagian masyarakat Tionghoa diwarnai dengan sejumlah tradisi untuk mengundang keberuntungan. Tradisi-tradisi ini, meskipun tak tertulis, melekat erat dalam kehidupan mereka.