Trivia Hari Konstitusi: Ketua MPR Ingatkan Menjaga Konstitusi adalah Tugas Kolektif Bangsa
Peringatan Hari Konstitusi menjadi momentum penting bagi seluruh elemen bangsa untuk menyadari tugas kolektif menjaga konstitusi, pondasi kedaulatan negara.

Jakarta, 18 Agustus – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, menegaskan bahwa peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun ke-80 MPR RI merupakan pengingat krusial. Momentum ini menekankan bahwa upaya menjaga konstitusi adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. Pernyataan ini disampaikan Muzani dalam pidatonya pada acara peringatan yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Menurut Muzani, konstitusi bukanlah milik sekelompok orang atau golongan tertentu, melainkan milik seluruh anak bangsa. Oleh karena itu, ia menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan setiap kewenangan yang dimiliki dalam rangka menjaga pilar negara ini. Hal ini penting agar kemerdekaan yang telah diwariskan tidak hanya sekadar warisan, tetapi juga mencakup bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur, berlandaskan konstitusi yang kokoh.
Muzani juga mengingatkan bahwa konstitusi adalah cerminan dari cita-cita luhur para pendiri bangsa dan berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi. Konstitusi ini merupakan wujud nyata dari visi para pendiri bangsa tentang sebuah negara yang menjunjung tinggi keadilan sosial, memastikan kemakmuran bagi semua, menjaga persatuan dalam perbedaan, serta memiliki kedaulatan penuh sebagai negara merdeka.
Konstitusi sebagai Cerminan Cita-Cita Luhur Bangsa
Konstitusi Indonesia, sebagai puncak dari perjuangan panjang kemerdekaan, mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh para pendiri bangsa. Ia adalah dokumen fundamental yang mengatur tatanan kehidupan bernegara, mulai dari hak dan kewajiban warga negara hingga struktur pemerintahan. Ahmad Muzani menekankan bahwa konstitusi adalah manifestasi dari visi untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.
Visi ini tidak hanya sekadar teks hukum, melainkan sebuah panduan moral dan etika dalam berbangsa. Konstitusi menjadi landasan bagi setiap kebijakan dan keputusan yang diambil oleh negara, memastikan bahwa semuanya berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai konstitusi menjadi sangat penting bagi setiap warga negara.
Menjaga konstitusi berarti menjaga integritas dan kedaulatan bangsa dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar. Hal ini termasuk memastikan bahwa semangat keadilan sosial dan persatuan dalam keberagaman tetap menjadi prioritas utama. Konstitusi adalah benteng terakhir yang melindungi hak-hak dasar rakyat dan menjamin keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
Dinamika dan Ancaman Terhadap Konstitusi
Muzani mengakui bahwa dinamika konstitusi Indonesia seringkali membawa pelajaran berharga dan penuh dilema di masa lalu. Sejarah mencatat bahwa perjalanan awal kemerdekaan bangsa diwarnai pertentangan kepentingan politik dan ideologi yang berujung pada konflik di akar rumput. Namun, di sisi lain, dinamika ini juga mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai perjuangan bangsa dan gagasan ideal untuk mewujudkan negara Indonesia yang modern.
Meski demikian, Muzani mengajak seluruh bangsa untuk tidak lengah terhadap godaan mengabaikan konstitusi itu sendiri. Ancaman nyata muncul ketika norma-norma luhur konstitusi direduksi menjadi formalisme belaka. Sikap ini, menurutnya, dapat menggerogoti sendi-sendi negara, merusak tatanan hukum, dan pada akhirnya menghancurkan cita-cita luhur bangsa.
Untuk menghadapi ancaman tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki makna strategis yang sangat penting. Peran MPR dalam menjaga dan mensosialisasikan nilai-nilai konstitusi menjadi krusial. Ini bukan hanya tugas lembaga, melainkan panggilan bagi setiap individu untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga konstitusi agar tetap tegak dan tidak tergoyahkan.
Peran Kolektif dalam Menjaga Pilar Negara
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan setiap kewenangan yang dimiliki guna menjaga konstitusi. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pengkajian mendalam, sosialisasi yang masif, hingga perumusan kebijakan yang pro-konstitusi. Upaya kolektif ini penting untuk memastikan bahwa konstitusi tetap menjadi fondasi yang kokoh bagi negara.
Tugas menjaga konstitusi bukan hanya dibebankan kepada lembaga negara, melainkan kepada setiap individu dan kelompok masyarakat. Partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa akan memperkuat sendi-sendi negara dan mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan demikian, konstitusi akan terus menjadi pedoman yang relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman.
Peringatan Hari Konstitusi menjadi momentum refleksi bagi kita semua untuk kembali pada semangat awal para pendiri bangsa. Semangat ini adalah tentang membangun negara yang berdaulat, adil, dan makmur, yang semuanya berakar pada konstitusi yang kuat. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, cita-cita luhur bangsa Indonesia dapat terus diwujudkan.