Trivia Kripto: Bitcoin Pernah Sentuh $123 Ribu, Bagaimana Stabilisasi Pasar Global Mempengaruhinya?
Pasar kripto berada di persimpangan antara stabilisasi pasar global dan risiko perdagangan. Simak bagaimana Bitcoin dan altcoin bereaksi di tengah dinamika ekonomi terkini.

Kripto saat ini berada di persimpangan antara stabilisasi pasar global dan risiko ketegangan perdagangan. Hal ini diungkapkan oleh CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, yang menilai lanskap pasar semakin kompleks namun juga matang.
Sejak Rancangan Undang-Undang (RUU) federal pertama yang mengatur stablecoin, Genius Act, diberlakukan pada 18 Juli 2025, kapitalisasi pasar kripto global telah melampaui 4 triliun dolar Amerika Serikat (AS). Bitcoin sempat menyentuh rekor di atas 123 ribu dolar AS sebelum stabil di kisaran 118 ribu dolar AS.
Namun, dinamika ini juga diwarnai oleh ancaman tarif agresif dan intervensi kebijakan moneter. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang arah fluktuasi harga kripto ke depan di tengah berbagai tekanan ekonomi.
Pertumbuhan dan Kematangan Pasar Kripto Global
Kapitalisasi pasar kripto global yang melampaui 4 triliun dolar AS menunjukkan adopsi yang masif di berbagai belahan dunia. RUU federal tentang stablecoin, Genius Act, menjadi salah satu pendorong optimisme di kalangan investor dan pengembang.
Bitcoin, mata uang digital terbesar, sempat mencapai rekor di atas 123 ribu dolar AS sebelum stabil di kisaran 118 ribu dolar AS. Sementara itu, Ethereum (ETH) serta altcoin lain juga mencatat pertumbuhan signifikan, menandakan minat yang luas terhadap aset digital.
Perilaku Bitcoin yang tetap dalam rentang harga ketat pasca lonjakan mencerminkan kematangan pasar yang semakin jelas. Pasar digital kini dinilai kurang responsif terhadap berita jangka pendek dan lebih bergantung pada permintaan institusional yang lebih stabil.
Bayang-bayang Ketegangan Perdagangan dan Kebijakan Moneter
Di sisi lain, kesepakatan dagang penting antara AS-Jepang serta potensi kesepakatan dengan Uni Eropa mendorong optimisme pasar saham. Perkembangan ini secara umum turut mengurangi ketidakpastian makro ekonomi global.
Namun, ancaman tarif agresif dari pemerintahan Trump, dengan potensi tarif antara 15 hingga 50 persen untuk berbagai negara, menciptakan tekanan inflasi. Hal ini juga berpotensi menyebabkan koreksi volatilitas signifikan di pasar finansial.
Contoh nyata dampaknya adalah penurunan Bitcoin ke bawah 95 ribu dolar AS pada awal 2025. Penurunan ini terjadi akibat kekhawatiran perang dagang yang melibatkan Kanada, Meksiko, dan China.
Dinamika kebijakan moneter juga berperan penting dalam pergerakan harga kripto. Desakan Presiden AS Donald Trump untuk pemangkasan suku bunga hingga 1 persen menciptakan ketegangan dengan Federal Reserve.
Optimisme Investor Institusi di Tengah Tantangan
Spekulasi mengenai langkah Federal Reserve dapat memicu fluktuasi harga kripto yang signifikan. Ini sangat tergantung pada arah kebijakan fiskal dan moneter yang akan diambil selanjutnya.
Menurut Analis Reku Fahmi Almuttaqin, pertumbuhan pasar kripto masih relatif cukup solid. Hal ini terjadi terlepas dari masih tingginya kekhawatiran investor terhadap potensi kenaikan inflasi.
Tren akumulasi investor institusi terhadap Bitcoin (BTC) maupun Ethereum (ETH) semakin terlihat jelas. Fenomena ini menjadi katalis positif di tengah ketidakpastian ekonomi yang ada.
Fahmi menambahkan bahwa pertumbuhan pasar kripto tetap solid meskipun kekhawatiran perang dagang masih tinggi. Ini menandakan fundamental pasar kripto yang kuat dan daya tarik investasi jangka panjang.