Unik! Mahasiswa Unpad Pamerkan Inovasi Tekstil Berkelanjutan dari Serat Rami dengan Metode Ramah Lingkungan
Tim mahasiswa Unpad memukau dengan inovasi tekstil berkelanjutan dari serat rami, menggunakan metode bio-degumming yang ramah lingkungan. Penasaran bagaimana Unpad mengubah masa depan tekstil?

Sebuah terobosan signifikan dalam industri tekstil berkelanjutan baru-baru ini dipamerkan oleh tim mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad). Inovasi Serat Rami Unpad ini berpusat pada pengembangan tekstil ramah lingkungan yang terbuat dari serat rami, sebuah material yang menjanjikan masa depan cerah.
Pameran inovasi ini berlangsung dalam gelaran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu lalu. Kehadiran tim Unpad menarik perhatian banyak pihak, termasuk para pemangku kepentingan industri dan akademisi.
Inisiatif ini tidak hanya menunjukkan potensi besar serat rami sebagai alternatif kapas, tetapi juga menyoroti pentingnya metode produksi yang minim dampak lingkungan. Mereka berhasil menciptakan benang berkualitas tinggi dengan proses yang inovatif dan berkelanjutan.
Inovasi Serat Rami: Kuat dan Ramah Lingkungan
Tim mahasiswa Unpad memilih serat rami sebagai bahan utama karena keunggulannya yang signifikan dibandingkan kapas. Serat rami dikenal memiliki kekuatan tarik yang jauh lebih tinggi, menjadikannya pilihan ideal untuk produk tekstil yang tahan lama.
Selain kekuatannya, ketersediaan serat rami yang semakin meningkat di dalam negeri menjadi faktor pendorong utama. Pemanfaatan sumber daya lokal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor kapas, mendukung kemandirian industri nasional.
Aspek terpenting dari inovasi ini adalah penggunaan teknik bio-degumming. Metode ini memanfaatkan fungi untuk memisahkan getah dari serat, sebuah pendekatan yang jauh lebih hijau dibandingkan proses konvensional berbasis bahan kimia yang merusak lingkungan.
Pendekatan biologis ini tidak hanya menghasilkan benang berkualitas tinggi, tetapi juga meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem. Produk akhir dari inovasi ini mencakup beragam item, seperti kain tahan air, sepatu berbahan dasar rami, hingga barang rumah tangga seperti bantal dan sarung jok.
Memperkuat Ekosistem Sains dan Industri Nasional
Kehadiran inovasi mahasiswa Unpad di KSTI 2025 sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat kapabilitas teknologi nasional. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan urgensi penguatan talenta dan kemampuan teknologi sebagai fondasi ekonomi berbasis pengetahuan.
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam strategisnya, memiliki peluang besar untuk mendorong hilirisasi dan melompat ke industrialisasi bernilai tinggi. Penguasaan sains dan teknologi menjadi esensial untuk memajukan kesejahteraan masyarakat secara luas.
KSTI 2025, yang berlangsung dari 7 hingga 9 Agustus, berhasil menarik partisipasi lebih dari 350 pimpinan universitas dan sekitar 1.000 peneliti terbaik Indonesia. Konvensi ini berfokus pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri di delapan sektor prioritas.
Sektor-sektor tersebut meliputi pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material canggih dan manufaktur. Pemilihan sektor ini didasarkan pada kebutuhan strategis Indonesia untuk mencapai kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing global.