Uskup Antonius Subianto Berangkat ke Vatikan, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Ketua KWI, Uskup Antonius Subianto, terbang ke Vatikan untuk mewakili Indonesia dalam upacara pemakaman Paus Fransiskus, menghormati sosok pemimpin umat Katolik dunia yang dekat dengan Indonesia.

Uskup Antonius Subianto Bunjamin, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), telah berangkat menuju Vatikan pada Kamis malam, 24 April. Keberangkatannya bertujuan untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia. Upacara pemakaman tersebut akan diselenggarakan pada hari Sabtu. Beliau mewakili seluruh umat Katolik Indonesia dalam acara sakral ini.
Kehadiran Uskup Antonius Subianto sebagai perwakilan Indonesia merupakan wujud penghormatan mendalam terhadap Paus Fransiskus. Kedekatan emosional Paus Fransiskus dengan umat Katolik Indonesia menjadi alasan utama dibalik pentingnya partisipasi ini. Hal ini juga ditegaskan oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, yang menyampaikan bahwa duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus dirasakan tidak hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang agama.
Kardinal Suharyo menambahkan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada bulan September lalu telah meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat Indonesia. Kunjungan tersebut dinilai telah semakin memperkuat ikatan emosional antara Paus Fransiskus dan masyarakat Indonesia. Hal ini yang kemudian mendorong partisipasi aktif Indonesia dalam upacara pemakaman tersebut. Kehadiran Uskup Antonius Subianto pun dapat diartikan sebagai representasi rasa duka cita seluruh masyarakat Indonesia.
Misa Requiem dan Pesan Menteri Agama
Sebelum keberangkatan Uskup Antonius Subianto, Gereja Katedral Jakarta telah menyelenggarakan Misa Requiem untuk mengenang wafatnya Paus Fransiskus. Misa tersebut dihadiri oleh sejumlah duta besar dan perwakilan negara asing. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, juga turut hadir dan memberikan pesan penting bagi seluruh umat beragama di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak seluruh umat untuk meneladani warisan pemikiran dan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus. Beliau menekankan bahwa meskipun Paus Fransiskus telah wafat, pesan-pesan dan ajarannya akan tetap hidup dan menginspirasi. Menag mengibaratkan sosok Paus Fransiskus sebagai “lilin yang terus menyala dalam kalbu dan pikiran kita.”
Menag juga menyampaikan dua pesan penting terkait Deklarasi Istiqlal yang ditandatanganinya bersama Paus Fransiskus. Pertama, beliau menekankan bahwa kekerasan tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah secara konstruktif. Kedua, Menag mengajak seluruh umat untuk menggunakan bahasa agama dalam mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan lingkungan yang dapat mempercepat kehancuran dunia.
Perwakilan Indonesia di Pemakaman Paus
Keikutsertaan Uskup Antonius Subianto dalam pemakaman Paus Fransiskus menunjukkan betapa besarnya rasa hormat dan penghargaan Indonesia terhadap pemimpin spiritual umat Katolik sedunia. Kehadirannya bukan hanya mewakili Gereja Katolik Indonesia, tetapi juga mencerminkan rasa duka cita seluruh masyarakat Indonesia yang merasakan kedekatan emosional dengan Paus Fransiskus.
Partisipasi Indonesia dalam upacara pemakaman ini juga menegaskan pentingnya hubungan antaragama dan toleransi di Indonesia. Kehadiran perwakilan Indonesia di Vatikan menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus menjalin hubungan baik dan saling menghormati dengan berbagai agama dan kepercayaan.
Kepergian Paus Fransiskus tentu meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, warisan pemikiran dan ajarannya akan tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang demi perdamaian, keadilan, dan pelestarian lingkungan.
Kehadiran Uskup Antonius Subianto di Vatikan menjadi simbol penghormatan dan rasa duka cita Indonesia atas wafatnya Paus Fransiskus. Semoga upacara pemakaman berjalan dengan khidmat dan damai.