Utusan Presiden Saksikan Panen Raya Padi Organik di Karawang, Hasilnya Memukau!
Utusan Khusus Presiden panen padi organik di Karawang, Jawa Barat, bukti nyata pertanian berkelanjutan yang hemat biaya dan hasil melimpah.

Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhamad Mardiono, baru-baru ini menyaksikan panen raya padi organik di Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Panen raya ini istimewa karena padi ditanam menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan, sebuah metode pertanian sirkular yang terbukti efektif dan efisien. Kegiatan panen ini berlangsung pada Sabtu, 26 April 2024.
Sistem pertanian organik ini, menurut Mardiono, mampu meningkatkan hasil produksi panen padi sekaligus mengembalikan kesuburan tanah yang selama ini terdegradasi akibat penggunaan pupuk kimia dosis tinggi. Hal ini juga memberikan dampak positif pada pengurangan biaya produksi bagi para petani.
Keberhasilan panen raya ini menjadi bukti nyata bahwa pertanian organik merupakan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia. Metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Revolusi Pertanian Organik Hewani di Karawang
Inovasi pertanian organik hewani yang digagas oleh petani lokal, Darmono, telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Darmono, yang telah menerapkan metode ini sejak tahun 1993, berhasil menurunkan penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen setelah tiga kali musim panen. Ia menargetkan pengurangan penggunaan pupuk kimia secara bertahap hingga akhirnya dapat dihilangkan sepenuhnya.
Dengan metode ini, kualitas tanah pun meningkat signifikan. Tingkat keasaman tanah (pH) yang semula 4,5 persen di lahan yang belum menggunakan pupuk organik, kini meningkat menjadi 6,5 persen setelah tiga kali musim panen menggunakan pupuk organik. Hal ini menunjukkan pemulihan kesuburan tanah secara alami.
Lebih lanjut, Mardiono menambahkan bahwa penggunaan pupuk organik juga mengurangi serangan hama, sehingga meningkatkan hasil panen. "Tanah sawah yang ada di sekitar sini (wilayah Kecamatan Tirtamulya), yang belum menggunakan pola organik kondisi tanah PH-nya 4,5 persen. Tentu saja biaya produksi tinggi, produksi rendah dan rawan diserang hama," jelas Mardiono.
Berkat metode ini, hasil panen padi mencapai lebih dari 6 ton gabah per hektare, bahkan pernah mencapai 21 ton gabah per hektare. Hal ini menunjukkan potensi besar dari pertanian organik hewani untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Penghematan Biaya Produksi dan Dampak Positif Lainnya
Salah satu keuntungan signifikan dari pertanian organik hewani adalah penghematan biaya produksi. Darmono, sebagai pelopor metode ini, berhasil menekan biaya produksi hingga di bawah 50 persen. Biaya produksi yang biasanya mencapai Rp10 juta per hektare, kini dapat ditekan hingga di bawah Rp5 juta.
"Darmono (petani penggagas penggunaan pupuk organik murni), bersama dengan saya juga telah melakukan uji coba menyatukan kegiatan menanam padi dengan berternak," kata Mardiono. Integrasi ternak dan pertanian ini semakin memperkuat sistem pertanian sirkular yang berkelanjutan.
Lebih dari 70 hektare sawah di daerah Tirtamulya kini telah menerapkan metode pertanian organik hewani. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar untuk diadopsi secara luas di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan menerapkan metode pertanian organik hewani, petani tidak hanya meningkatkan hasil panen dan menekan biaya produksi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pertanian di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.