Petani Karawang Tekan Biaya Produksi Padi hingga 50 Persen Lewat Pupuk Organik Hewani
Sri Darmono Susilo, petani di Karawang, berhasil menurunkan biaya produksi padi hingga di bawah Rp5 juta per hektare dengan memanfaatkan pupuk organik hewani dari peternakannya sendiri, meningkatkan hasil panen hingga lebih dari 6 ton per hektare.

Karawang, 30 April 2024 - Sri Darmono Susilo, seorang petani di Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah menemukan solusi inovatif untuk menekan biaya produksi padi. Dengan memanfaatkan pupuk organik hewani dari peternakannya sendiri, ia berhasil mengurangi biaya produksi hingga lebih dari separuhnya, dari kisaran Rp10-12 juta per hektare menjadi kurang dari Rp5 juta.
Berkat penggunaan pupuk organik ini, hasil panennya pun meningkat signifikan. Dari sebelumnya hanya mampu memanen 2-3 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, kini ia mampu meraih rata-rata lebih dari 6 ton GKP per hektare. Bahkan, pernah mencapai rekor 21 ton GKP per hektare berkat pendampingan dari PT Pupuk Kujang.
Penerapan metode ini telah dilakukan Sri Darmono sejak tahun 1993, menunjukkan dedikasi dan kesabaran dalam mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan. Keberhasilannya ini menjadi inspirasi bagi petani lain di Karawang dan sekitarnya.
Revolusi Pupuk Organik Hewani di Sawah Karawang
Sri Darmono mengelola 100 ekor sapi dan 400 ekor kambing. Kotoran hewan ternaknya diolah menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi dengan bantuan bakteri. Pupuk cair ini kemudian dialirkan melalui pipa menuju areal sawah seluas 120 hektare yang dikelolanya.
Proses fermentasi ini merupakan kunci keberhasilannya. Kotoran hewan tidak langsung digunakan, melainkan difermentasi terlebih dahulu dalam kolam-kolam di sekitar kandang. Sistem ini memastikan pupuk organik cair siap digunakan sesuai kebutuhan dan jumlah areal sawah yang akan dipupuk.
Lebih lanjut, Sri Darmono menjelaskan bahwa manfaat pupuk organik hewani tidak hanya terbatas pada pengurangan biaya produksi dan peningkatan hasil panen. Pupuk ini juga terbukti efektif mengurangi serangan hama, menciptakan ekosistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Ekspansi dan Dampak Positif
Berkat keberhasilannya, Sri Darmono kini mendapat kepercayaan dari sejumlah petani lain. Sekitar 70 hektare lahan sawah di Karawang kini juga menerapkan metode pupuk organik hewani yang sama. Hal ini menunjukkan potensi besar dari metode ini untuk diterapkan secara lebih luas.
Keberhasilan Sri Darmono dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen padi merupakan bukti nyata bahwa pertanian berkelanjutan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Penggunaan pupuk organik hewani tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan sistem yang terintegrasi antara peternakan dan pertanian, Sri Darmono telah menciptakan model pertanian yang efisien dan berkelanjutan. Kisah suksesnya ini diharapkan dapat menginspirasi petani lain di Indonesia untuk menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berdaya saing.
Ia menambahkan, "Sekarang kita panen rata-rata di atas 6 ton gabah kering panen per hektare. Bahkan pernah sampai menembus 21 ton gabah per hektare, itu terjadi saat ada pendampingan dari PT Pupuk Kujang."
Dengan keberhasilan ini, Sri Darmono berharap dapat terus mengembangkan sistem pertaniannya dan berbagi pengetahuan kepada petani lain untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.