Volatilitas Pasar Kripto Meningkat, Investor Menanti Kejelasan Regulasi AS
Pasar kripto tengah mengalami volatilitas tinggi di tengah ketidakpastian regulasi AS, investor berharap pertemuan Maret 2025 memberikan kejelasan.

Pasar kripto global sedang dibayangi oleh volatilitas yang meningkat. Hal ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian regulasi di Amerika Serikat dan dampaknya terhadap perekonomian global. Analis kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, menjelaskan bahwa berbagai faktor berkontribusi terhadap situasi ini, termasuk kekhawatiran akan perang dagang, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga Bitcoin hingga US$87.000, setelah sebelumnya mengalami koreksi, semakin memperlihatkan gejolak pasar yang terjadi.
Fahmi menambahkan bahwa indeks Fear & Greed saat ini berada pada level "Extreme Fear", menunjukkan tingginya ketidakpastian di pasar. Volatilitas Bitcoin dalam sepekan terakhir, yang berkisar antara US$78.000 hingga US$94.000, semakin menguatkan sentimen negatif ini. Pertemuan puncak para eksekutif perusahaan kripto terkemuka di Maret 2025, yang akan dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Brian Armstrong (Coinbase), Sergey Nazarov (Chainlink Labs), dan Michael Saylor (Strategy), menjadi sorotan utama. Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai kebijakan kripto AS di masa mendatang.
Meskipun pasar merespon positif inisiatif pertemuan tersebut, Fahmi mengingatkan akan pentingnya melihat realisasi dari hasil pertemuan. Ia menekankan bahwa sejauh ini upaya-upaya yang dilakukan lebih banyak sebatas narasi pro-kripto, tanpa langkah konkrit. Selain itu, risiko konflik kepentingan juga menjadi perhatian utama para investor. Kejelasan arah regulasi dan langkah konkrit terkait cadangan kripto nasional AS, serta apakah regulasi yang dihasilkan akan inklusif atau hanya menguntungkan segelintir elit industri, menjadi pertanyaan besar yang belum terjawab.
Kejelasan Regulasi AS: Harapan dan Kekhawatiran
Fahmi menjelaskan bahwa indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) untuk short term holder yang berada di bawah 1 menunjukkan banyaknya aksi jual rugi oleh investor yang baru saja membeli Bitcoin. Sebaliknya, long term holder terlihat lebih stabil dan tidak melakukan aksi jual signifikan. Hal ini menunjukkan fundamental pasar kripto yang cukup solid meskipun volatilitas meningkat. Peningkatan aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot juga akan menjadi indikator penting pemulihan kepercayaan investor, khususnya investor institusional.
Data Coinglass dan The Block menunjukkan bahwa sejak 10 Februari hingga 4 Maret, ETF Bitcoin spot hanya mencatatkan netflow positif sebanyak dua kali. Meskipun demikian, Fahmi menyarankan agar investor tetap menyesuaikan strategi investasi mereka sesuai dengan tujuan finansial masing-masing. Bagi investor yang mengutamakan fundamental, ia merekomendasikan investasi di aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Sementara bagi investor yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga, fitur Futures dapat menjadi pilihan yang tepat.
Dengan adanya fitur Packs di Reku, investor dapat berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dalam sekali transaksi untuk memudahkan diversifikasi portofolio. Fitur Futures di Reku memungkinkan traders memproyeksi harga melalui Long atau Short dengan leverage hingga 25 kali. Kejelasan regulasi dari AS sangat dinantikan oleh pelaku pasar kripto global, karena hal ini akan sangat mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan pasar kripto di masa depan.
Kesimpulannya, pasar kripto saat ini masih menghadapi tantangan yang signifikan, terutama terkait dengan ketidakpastian regulasi di AS. Meskipun fundamental pasar terbilang solid, volatilitas yang tinggi tetap menjadi risiko yang perlu diperhatikan oleh investor. Pertemuan para eksekutif perusahaan kripto di Maret 2025 diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mengurangi ketidakpastian yang ada.