Wagub Aceh Salurkan Bantuan Alsintan Kementan untuk Tiga Daerah, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah menyalurkan bantuan alsintan dari Kementan untuk tiga daerah, menegaskan komitmen penguatan ketahanan pangan nasional.

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, secara resmi menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Penyaluran ini ditujukan untuk tiga wilayah di Aceh, yaitu Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen, pada Senin, 28 Juli. Inisiatif ini merupakan bagian integral dari program ketahanan pangan nasional yang digagas oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
Bantuan alsintan yang diserahkan meliputi traktor roda empat, pompa air, dan power thresher. Kabupaten Pidie menerima empat unit traktor roda empat dan lima unit pompa air, sementara Pidie Jaya mendapatkan 14 unit traktor roda empat dan empat unit pompa air. Kabupaten Bireuen turut memperoleh satu unit traktor roda empat dan satu unit power thresher.
Fadhlullah menegaskan bahwa penyerahan bantuan alsintan ini merupakan wujud nyata dari visi besar Presiden Prabowo dalam memperkuat sektor pertanian. Langkah strategis ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani serta mendukung kemandirian pangan di Provinsi Aceh secara berkelanjutan.
Detail Penyaluran Bantuan Alsintan untuk Peningkatan Produktivitas
Distribusi bantuan alsintan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik petani di setiap daerah penerima. Kabupaten Pidie, yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Aceh, mendapatkan dukungan signifikan berupa traktor dan pompa air. Alat-alat ini krusial untuk pengolahan lahan dan irigasi, terutama dalam menghadapi tantangan musim kemarau.
Pidie Jaya, sebagai salah satu fokus utama penyaluran, menerima jumlah traktor roda empat terbanyak. Hal ini mengindikasikan kebutuhan mendesak akan modernisasi pertanian di wilayah tersebut. Pompa air juga disediakan untuk membantu petani mengatasi masalah kekeringan yang kerap menghambat produksi.
Sementara itu, Kabupaten Bireuen, selain menerima traktor, juga mendapatkan power thresher. Alat perontok padi ini sangat vital untuk efisiensi pascapanen, mengurangi kehilangan hasil, dan mempercepat proses panen. Seluruh bantuan alsintan ini diharapkan dapat secara langsung meningkatkan kapasitas produksi pertanian.
Komitmen Ketahanan Pangan dan Pengawasan Bantuan Alsintan
Wakil Gubernur Fadhlullah menekankan bahwa program bantuan alsintan ini adalah cerminan dari komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap ketahanan pangan. Visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat sektor pertanian nasional diimplementasikan melalui penyediaan sarana prasarana modern. Ini bertujuan agar Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.
Fadhlullah secara tegas mengingatkan seluruh pihak terkait mengenai pentingnya implementasi bantuan alsintan yang tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa alat-alat ini tidak boleh disalahgunakan, berpindah tangan, apalagi diperjualbelikan. Integritas dalam pendistribusian dan penggunaan sangat diutamakan demi manfaat maksimal bagi petani.
"Saya minta seluruh pihak untuk ikut mengawasi," ujar Fadhlullah. Ia menambahkan bahwa bantuan alsintan ini harus dinikmati langsung oleh petani yang benar-benar membutuhkan. Pengawasan ketat dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah daerah diperlukan untuk memastikan program ini berjalan sesuai tujuan awal.
Penguatan Koperasi Tani sebagai Pilar Distribusi Pertanian
Selain penyaluran alsintan, Wagub Fadhlullah juga menyoroti peran krusial koperasi tani dalam reformasi distribusi dan pemasaran hasil pertanian. Koperasi diharapkan menjadi simpul utama yang menghubungkan petani langsung ke pasar, memangkas rantai perantara yang panjang. Hal ini diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Pemerintah Aceh telah menunjukkan komitmennya dengan menyelesaikan pembentukan 6.497 koperasi di Aceh, sesuai arahan dari pemerintah pusat. Jumlah ini menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem pertanian yang lebih terstruktur dan efisien. Koperasi ini akan menjadi wadah bagi petani untuk bersinergi.
"Koperasi akan menjadi simpul distribusi langsung dari petani ke pasar tanpa rantai perantara yang panjang," jelas Fadhlullah. Model distribusi ini diharapkan dapat menjawab berbagai keluhan petani, mulai dari masalah distribusi pupuk hingga pemasaran hasil panen seperti mangga dan cabai, yang seringkali merugikan petani.