Wakil Ketua DPR Apresiasi 'Pidato RAPBN 2026' Prabowo: Sangat Detail dan Pro Rakyat
Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengapresiasi 'Pidato RAPBN 2026' Presiden Prabowo Subianto yang dinilai sangat detail dan berpihak pada rakyat.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pidato pengantar Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan.
Pidato yang disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto tersebut dinilai Cucun memiliki keberpihakan kuat pada kepentingan rakyat. Apresiasi ini disampaikan usai Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Jumat (15/8).
Menurut Cucun, yang memiliki pengalaman hampir satu dekade di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, pidato pengantar RAPBN 2026 kali ini sangat detail dan terstruktur. Hal ini menunjukkan arah kebijakan fiskal negara yang jelas dengan target yang ingin dicapai, berbeda dari pengantar APBN sebelumnya.
Fokus Anggaran untuk Kesejahteraan Rakyat
Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti bagaimana Presiden Prabowo secara langsung merujuk pada amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sebagai dasar penyusunan APBN. Hal ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mengelola keuangan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Fokus belanja negara dalam RAPBN 2026 difokuskan pada sektor-sektor yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Ini mencakup alokasi anggaran yang signifikan untuk pendidikan dan upaya pengentasan stunting. Pendidikan, misalnya, tetap dialokasikan sebesar 20 persen dari APBN, tidak hanya memenuhi kewajiban konstitusional, tetapi juga memastikan manfaatnya dirasakan nyata oleh rakyat.
Pidato Presiden, menurut Cucun, menunjukkan keinginan seorang pemimpin untuk membuktikan bahwa amanah yang diberikan kepadanya adalah untuk mengurus rakyat. Setiap program dan alokasi anggaran dirancang agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Disiplin Fiskal dan Target Defisit yang Terkendali
Selain fokus pada belanja pro-rakyat, Cucun juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam menjaga disiplin fiskal. Defisit APBN 2026 dirancang mencapai Rp638,8 triliun, atau setara dengan 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang hati-hati meskipun pemerintah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif.
Presiden Prabowo bahkan berkeinginan untuk terus menurunkan defisit ini jika efisiensi dapat dilakukan lebih lanjut. Meskipun belanja negara lebih besar daripada penerimaan, kondisi fiskal tetap terkendali. Target defisit yang dicadangkan dalam undang-undang APBN, sekitar 2,5 persen plus minus, masih dalam batas aman.
Dalam penyampaian pengantar RUU APBN 2026, Presiden Prabowo menargetkan alokasi belanja negara pada tahun depan sebesar Rp3.786,5 triliun. Sementara itu, pendapatan negara ditargetkan terkumpul senilai Rp3.147,7 triliun. Angka-angka ini menunjukkan perencanaan anggaran yang komprehensif untuk mendukung program-program pembangunan nasional.