Wamendagri Tinjau Pasar Kosambi Bandung: Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran 2025 Terkendali
Wamendagri Bima Arya memantau harga bahan pokok di Pasar Kosambi Bandung menjelang Lebaran 2025 dan memastikan harga terkendali, kecuali sedikit kenaikan harga ayam dan bawang merah akibat cuaca buruk.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, melakukan peninjauan langsung ke Pasar Kosambi, Kota Bandung, pada Sabtu, 22 Maret 2025. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan dan harga bahan pokok tetap terkendali menjelang perayaan Lebaran tahun 2025. Peninjauan ini mencakup berbagai komoditas penting, mulai dari telur, ayam, daging sapi, hingga cabai dan bawang merah. Wamendagri ingin memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat.
Dari hasil pemantauan di Pasar Kosambi, Wamendagri Bima Arya menyatakan bahwa secara umum harga bahan pokok masih terkendali. Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami sedikit perubahan harga, namun fluktuasinya masih dalam batas aman. Beliau mengamati langsung kondisi pasar dan berinteraksi dengan para pedagang untuk mendapatkan informasi terkini mengenai harga dan ketersediaan barang.
Wamendagri juga menekankan pentingnya stabilitas harga bahan pokok menjelang Lebaran, mengingat meningkatnya permintaan dan potensi kenaikan harga. Langkah peninjauan pasar ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi tetap terkendali. Dengan demikian, perayaan Lebaran dapat dirayakan dengan tenang dan nyaman oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Harga Bahan Pokok di Pasar Kosambi
Berdasarkan hasil peninjauan, Wamendagri mencatat harga daging sapi sekitar Rp140.000 per kilogram, daging ayam Rp35.000 per kilogram, cabai rawit Rp120.000 per kilogram, bawang merah Rp50.000 per kilogram, dan telur Rp30.000 per kilogram. "Seperti tadi ayam naik sedikit. Telur malah turun. Kemudian bawang juga relatif stabil gitu ya. Jadi secara keseluruhan tidak ada gejolak harga," ujar Bima Arya. Kenaikan harga ayam dan bawang merah tergolong kecil dan masih dalam batas wajar.
Wamendagri juga memperhatikan stok bawang merah yang masih mencukupi meskipun harga bawang asal Brebes mengalami kenaikan akibat cuaca buruk. "Untuk bawang yang biasa mengambil dari Brebes ada tersendat ya. Di sana harganya mahal, harganya agak naik karena cuaca di sana. Tapi yang lain aman," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah mengantisipasi potensi kendala pasokan dan berupaya menjaga stabilitas harga.
Selain itu, Wamendagri memastikan stok minyak goreng MinyaKita masih cukup dan tidak ditemukan indikasi pengoplosan. "MinyaKita itu masih memadai, masih cukup gitu. Dan dipastikan juga tidak ada stok-stok MinyaKita yang terindikasi oplos tidak ada," kata Bima Arya. Ketersediaan MinyaKita yang cukup penting untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng di pasaran.
Stok dan Stabilitas Ekonomi
Dengan kondisi pasar yang relatif stabil, Wamendagri optimistis bahwa daya beli masyarakat tetap kuat dan perekonomian Indonesia dalam keadaan baik. "Artinya stok aman, daya beli masih kuat, dan ekonomi kita sedang baik jika melihat indikator pasar tadi," katanya. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil peninjauan langsung ke lapangan dan data harga yang tercatat.
Peninjauan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengawasi dan menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya menjelang hari raya besar seperti Lebaran. Pemerintah akan terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan bahan pokok untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi dan daya beli tetap terjaga.
Langkah-langkah antisipatif terus dilakukan untuk mencegah gejolak harga yang signifikan. Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, serta koordinasi dengan para pelaku pasar, sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah juga akan terus berupaya meningkatkan produksi dan distribusi bahan pokok agar ketersediaannya selalu terjamin dan harga tetap terjangkau bagi masyarakat.