Wamenpar Minta Maklumi Pembatasan Wisatawan di Candi Borobudur
Wakil Menteri Pariwisata meminta masyarakat memaklumi pembatasan kunjungan Candi Borobudur demi menjaga kelestarian situs warisan dunia tersebut serta kenyamanan wisatawan.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa, mengajak masyarakat dan pelaku wisata untuk memahami kebijakan pembatasan jumlah wisatawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pernyataan ini disampaikan Senin lalu di Sleman, Yogyakarta, menanggapi protes terkait berkurangnya pendapatan masyarakat sekitar akibat kebijakan tersebut.
Pembatasan kunjungan, menurut Wamenpar, merupakan langkah krusial untuk melindungi Candi Borobudur. Sebagai situs warisan dunia UNESCO, pelestariannya menjadi perhatian global. Kerusakan pada candi dapat berakibat pencabutan status warisan dunia.
"Candi Borobudur itu kan 'underwatch' (di bawah pengawasan) dari UNESCO," jelas Wamenpar, menekankan pentingnya menjaga kelestarian candi untuk generasi mendatang. Pembatasan ini juga bertujuan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan kualitas wisata di destinasi unggulan Indonesia ini.
Protes muncul dalam bentuk spanduk di sekitar Candi Borobudur, mengungkapkan kekhawatiran penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah wisatawan. Wamenpar mengakui dampak ekonomi, namun menegaskan bahwa kebijakan ini telah dipertimbangkan matang demi kebaikan jangka panjang Candi Borobudur.
Lebih lanjut, Wamenpar menyatakan bahwa pengembangan kawasan penyangga oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) diharapkan dapat menjaga jumlah kunjungan wisata di kawasan tersebut. Upaya ini bertujuan untuk menyeimbangkan pelestarian candi dengan aspek ekonomi masyarakat sekitar.
"Saya rasa (kebijakan) itu sudah diambil dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Kita patut menghargai hal itu karena sekali lagi pasti dilakukan untuk kebaikan dari Candi Borobudur," ungkap Wamenpar, memberikan keyakinan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk kebaikan bersama.
Dengan demikian, Wamenpar berharap masyarakat dapat memahami dan mendukung kebijakan ini demi menjaga Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia yang berharga. Pihaknya optimistis pengembangan kawasan penyangga akan mampu menjaga keseimbangan antara pelestarian dan perekonomian masyarakat sekitar.