Waspada! Bukan Hanya Puntung Rokok, Aktivitas Manusia Jadi Pemicu Utama Karhutla IKN
Dinas Kehutanan Kaltim mewaspadai aktivitas manusia di luar kawasan IKN sebagai pemicu utama karhutla. Ketahui strategi mitigasi dan peran masyarakat dalam menjaga Ibu Kota Nusantara dari ancaman api.
Samarinda, Kalimantan Timur – Ibu Kota Nusantara (IKN) menghadapi ancaman serius dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sebagian besar dipicu oleh aktivitas manusia di luar kawasan inti. Dinas Kehutanan Kalimantan Timur (Kaltim) kini meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya ini.
Ancaman karhutla ini bukan berasal dari faktor alam, melainkan dari praktik pembukaan lahan dan kebun yang tidak terkendali oleh masyarakat sekitar. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Telake Dinas Kehutanan (Dishut) Kaltim, Shahar Al-Haqq, menegaskan bahwa api dari aktivitas tersebut kerap merambat tak terkendali hingga memasuki wilayah IKN.
Insiden kecil seperti membuang puntung rokok sembarangan bahkan pernah memicu kebakaran yang menjadi sorotan nasional, menunjukkan betapa rentannya kawasan ini. Dengan 60 persen area IKN dirancang sebagai kawasan hijau, setiap titik panas dapat dengan cepat menjadi isu global, sehingga pencegahan karhutla di IKN menjadi prioritas utama.
Aktivitas Manusia, Ancaman Nyata di Balik Karhutla IKN
Pemicu utama karhutla di sekitar IKN secara historis hampir selalu berasal dari kegiatan manusia, bukan fenomena alam. Masyarakat yang berladang atau berkebun dengan metode pembakaran yang tidak sesuai kearifan lokal seringkali kesulitan mengendalikan api yang mereka nyalakan.
Kondisi ini diperparah dengan musim kemarau yang membuat vegetasi kering dan mudah terbakar, mempercepat penyebaran api. Ketika api tidak terkendali, potensi rambatan ke wilayah hutan produksi yang merupakan bagian integral dari IKN menjadi sangat tinggi.
Shahar Al-Haqq menekankan bahwa bahkan insiden sepele seperti puntung rokok yang dibuang sembarangan bisa memicu bencana besar. Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran dan disiplin tinggi dari seluruh pihak untuk mencegah karhutla di IKN.
Strategi Mitigasi dan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Karhutla IKN
Menghadapi ancaman yang datang dari luar kawasan, KPHP Telake mengutamakan strategi mitigasi dengan memperkuat "tameng" atau lapisan terluar di sekitar IKN. Fokus utama kini beralih dari area inti IKN yang dianggap sudah relatif aman ke zona penyangga di sekelilingnya.
Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Kehutanan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi ini melibatkan KPHP lain seperti Meratus dan Bongan, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), serta Otorita IKN.
Selain itu, KPHP Telake juga menyediakan tenaga teknis untuk memberikan pembekalan dan pelatihan mitigasi karhutla kepada staf Otorita IKN yang mayoritas masih berusia muda. Langkah ini bertujuan untuk membangun kapasitas internal dalam penanganan karhutla di IKN.
Peran Krusial Masyarakat dalam Pencegahan Karhutla di IKN
Kunci dari strategi pertahanan karhutla ini adalah keterlibatan aktif masyarakat di sekitar hutan. Dinas Kehutanan secara proaktif memberdayakan warga dengan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA).
Regu-regu MPA dari desa-desa dibekali dengan pengetahuan, pelatihan, serta sarana dan prasarana pemadaman yang memadai. Mereka menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan memadamkan api sejak dini.
Pemberdayaan masyarakat ini tidak hanya menciptakan kesadaran, tetapi juga membangun kemandirian dalam menjaga lingkungan. Dengan demikian, upaya pencegahan karhutla di IKN menjadi tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.