Waspada Kebakaran Lahan Pamekasan: Ternyata 90% Kasus Akibat Ulah Manusia!
Pemerintah Pamekasan tetapkan status waspada **kebakaran lahan Pamekasan** di musim kemarau. Apa penyebab dominan dan bagaimana cara menghindarinya?

Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, secara resmi menetapkan status waspada terhadap kasus kebakaran lahan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan insiden selama musim kemarau yang sedang berlangsung. Penetapan status ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat serta mendorong mereka agar tidak melakukan pembakaran sampah secara sembarangan, yang kerap menjadi pemicu utama.
Kasi Operasional dan Pengendalian Kebakaran pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-Damkar) Kabupaten Pamekasan, Zainuddin, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada pola kejadian tahun-tahun sebelumnya. Musibah kebakaran lahan secara signifikan meningkat pada periode kemarau, seringkali disebabkan oleh aktivitas manusia yang kurang hati-hati. Oleh karena itu, edukasi dan pencegahan menjadi prioritas utama.
Data menunjukkan bahwa selama periode 1 hingga 26 Juli 2025, sudah terjadi lima kasus kebakaran lahan di Pamekasan. Insiden-insiden ini mayoritas berakar dari human error, di mana api yang awalnya berasal dari pembakaran sampah merembet dengan cepat. Angin kencang menjadi faktor pendorong yang memperparah penyebaran api ke lahan-lahan kering berilalang, mengancam permukiman warga.
Penyebab Dominan dan Dampak Kebakaran Lahan di Pamekasan
Penyebab utama dari serangkaian insiden kebakaran lahan di Pamekasan adalah kelalaian manusia, khususnya praktik pembakaran sampah yang tidak terkontrol. Zainuddin menyoroti bahwa banyak warga masih membakar sampah di area terbuka, tanpa mempertimbangkan risiko penyebaran api. Kondisi lahan yang kering akibat kemarau panjang sangat rentan terhadap percikan api sekecil apa pun.
Salah satu contoh nyata terjadi pada 24 Juli 2025 di Desa Teja, Pamekasan, ketika pembakaran sampah di dekat permukiman warga memicu kebakaran lahan yang luas. Api dengan cepat menjalar ke area ilalang kering, menyebabkan kobaran besar yang nyaris mencapai rumah-rumah penduduk. Kejadian ini menjadi pengingat serius akan bahaya yang ditimbulkan oleh praktik sembarangan tersebut.
Untungnya, tim pemadam kebakaran Kabupaten Pamekasan berhasil merespons dengan sigap, tiba di lokasi kejadian tepat waktu untuk mengendalikan api. Kecepatan respons ini krusial dalam mencegah kerugian yang lebih besar, terutama dalam melindungi keselamatan warga dan properti mereka. Insiden ini menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam mencegah kebakaran lahan.
Upaya Pencegahan dan Layanan Darurat Kebakaran
Mengingat dominannya faktor kelalaian manusia, Satpol PP-Damkar Pamekasan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan secara signifikan. Mereka diminta untuk mempertimbangkan dampak potensial sebelum melakukan aktivitas pembakaran sampah. Alternatif pengelolaan sampah yang lebih aman perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko kebakaran lahan.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan juga telah menyiapkan infrastruktur darurat untuk penanggulangan bencana, termasuk pos khusus yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Masyarakat dapat melaporkan kejadian kebakaran atau keadaan darurat lainnya melalui nomor telepon seluler 081 973 383 113. Ketersediaan jalur komunikasi ini diharapkan dapat mempercepat penanganan insiden.
Sebagai langkah antisipasi, posko penanggulangan bencana juga mulai didirikan di wilayah utara Pamekasan, mengingat insiden kebakaran lahan dapat terjadi di hampir seluruh wilayah. Data historis dari tim pemadam kebakaran menunjukkan bahwa kasus kebakaran lahan merupakan kejadian paling dominan. Pada tahun 2024, dari total 174 kejadian kebakaran, sebanyak 153 di antaranya adalah kebakaran lahan, sementara sisanya 21 kejadian melibatkan bangunan seperti rumah, dapur, kandang sapi, dan gudang.