WFA Lebaran 2025: Solusi Atasi Kemacetan Mudik? 83,8% Pemudik Setuju!
Survei KedaiKOPI menunjukkan 83,8% pemudik setuju kebijakan Work From Anywhere (WFA) efektif mengurangi kemacetan arus mudik Lebaran 2025, dengan 85% responden berencana mudik.

Hasil survei KedaiKOPI mengungkapkan bahwa kebijakan Work From Anywhere (WFA) mendapat dukungan besar dari masyarakat yang akan mudik Lebaran 2025. Survei yang dilakukan pada 5-13 Maret 2025 terhadap 1.130 responden di seluruh Indonesia ini menunjukkan 83,8 persen pemudik setuju WFA dapat mengurangi kemacetan arus mudik. Kebijakan ini diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai upaya mengurangi kepadatan lalu lintas selama periode mudik Lebaran. Survei juga menemukan bahwa 85 persen responden berencana mudik tahun ini, menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga setelah pandemi.
Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, menjelaskan bahwa 75,7 persen responden mengetahui kebijakan WFA. Lebih lanjut, mayoritas responden menilai kebijakan ini bermanfaat, tidak hanya untuk mengurangi kemacetan, tetapi juga untuk mendorong perekonomian di daerah tujuan mudik. Hal ini menunjukkan dampak positif kebijakan WFA yang dirasakan secara luas oleh masyarakat.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo, membenarkan temuan survei KedaiKOPI. Ia menyatakan bahwa hasil survei tersebut sejalan dengan riset internal Kemenhub, yang juga menunjukkan animo mudik yang tinggi tahun ini dan penerimaan positif masyarakat terhadap kebijakan WFA. Budi menambahkan bahwa masyarakat memahami tujuan di balik kebijakan tersebut, yaitu untuk mengurangi kepadatan lalu lintas selama periode mudik.
Kebijakan WFA dan Dampaknya terhadap Arus Mudik
Survei KedaiKOPI memberikan gambaran yang komprehensif mengenai rencana mudik Lebaran 2025. Sebanyak 74,3 persen responden menyatakan rutin mudik setiap tahun, dengan motivasi utama untuk berkumpul bersama keluarga. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya tradisi mudik bagi masyarakat Indonesia.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-7 Lebaran, sementara arus balik diprediksi memuncak pada H+7. Mayoritas pemudik yang menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta api, berencana berangkat sebelum 7 April 2025.
Terkait moda transportasi, 54,5 persen responden memilih kendaraan pribadi, dengan sepeda motor sebagai pilihan terbanyak (55,2 persen). Fleksibilitas dan efisiensi biaya menjadi alasan utama pemilihan kendaraan pribadi. Sementara itu, 47,7 persen responden memilih transportasi umum, dengan bus (57 persen) dan kereta api (44,1 persen) sebagai pilihan utama.
Tujuan Mudik dan Persiapan Pemerintah
Pemudik dari Jabodetabek mayoritas menuju Yogyakarta, Surakarta, dan Bandung. Namun, menariknya, 4,4 persen responden menjadikan Jabodetabek sebagai tujuan mudik, kemungkinan karena perpindahan tempat tinggal atau keluarga yang menetap di wilayah tersebut.
Menyikapi tingginya angka pemudik, Ibnu Dwi Cahyo menekankan pentingnya perencanaan matang dari pemerintah, termasuk memastikan keamanan perjalanan, kesiapan infrastruktur, dan manajemen arus lalu lintas yang optimal. Pemerintah perlu memastikan transportasi umum dan jalan raya dalam kondisi prima untuk mengakomodasi jutaan pemudik.
Founder KedaiKOPI, Hendri Satrio, berharap hasil survei ini dapat memberikan masukan berharga bagi pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan mudik Lebaran 2025. Survei ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membuat kebijakan yang tepat dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat yang akan mudik.
Kesimpulannya, survei KedaiKOPI memberikan data yang berharga dalam memahami tren mudik Lebaran 2025 dan penerimaan masyarakat terhadap kebijakan WFA. Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan transportasi dan manajemen lalu lintas selama periode mudik dan balik Lebaran.