WVI Latih Guru di Papua: Gerak Fisik dan Gizi untuk Anak Indonesia Hebat
Wahana Visi Indonesia (WVI) melatih 32 guru di 11 SD Kabupaten Jayapura tentang gerak fisik dan gizi, guna meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk SDM unggul sesuai cita-cita pemerintah.

Jayapura, 21 Februari 2025 - Wahana Visi Indonesia (WVI) telah menyelenggarakan pelatihan gerak fisik dan edukasi gizi bagi 32 guru di 11 Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Jayapura, Papua. Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 18 hingga 21 Februari 2025 ini merupakan bagian dari Program Anak Kuat, Sehat dan Bahagia (AKSI), sebuah program yang bertujuan untuk memperkuat pendidikan kontekstual berbasis gerak fisik dan gizi di Tanah Papua.
Pelatihan ini melibatkan kepala sekolah, guru kelas, dan guru olahraga. Sasarannya adalah peningkatan kualitas pendidikan di Papua dengan pendekatan aktivitas fisik dan edukasi gizi yang menyenangkan bagi anak-anak. Program AKSI, yang didukung oleh World Vision Canada dan akan berlangsung hingga April 2025, menggabungkan metode yang telah terbukti sukses di Jakarta dan empat kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Ketua Tim Program AKSI WVI, Saskia Rosita Indasari, program ini diinisiasi karena riset WVI tahun 2022 menunjukkan bahwa hanya 52,8 persen anak Indonesia yang aktif bergerak minimal 60 menit per hari. Oleh karena itu, pelatihan ini difokuskan pada integrasi kearifan lokal, seperti permainan tradisional dan penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran.
Penguatan Pendidikan Holistik di Papua
Program AKSI dirancang secara inklusif, dengan modul yang dapat dimodifikasi untuk siswa difabel. Selain aspek kesehatan, program ini juga mendukung peningkatan literasi dan nilai toleransi di masyarakat majemuk Papua. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berkarakter, khususnya dalam bidang olahraga dan gizi, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua, Junus Simangunsong.
Apresiasi juga datang dari Kepala Program Studi (Prodi) Penjaskesrek Universitas Cenderawasih, Heppy Hein Wainggal. Beliau menekankan pentingnya pemanfaatan kekayaan budaya Papua dalam pendidikan. Ia berharap Program AKSI dapat mendukung pencapaian indikator Kabupaten Layak Anak (KLA).
"Program ini selaras dengan misi AstaCita keempat pemerintah untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berkarakter melalui tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, khususnya di bidang olahraga dan gizi," kata Junus Simangunsong.
"Permainan tradisional, seperti Baru Sepuluh, tidak hanya melatih kebugaran jasmani, tetapi juga mengasah keterampilan sosial, literasi, dan nilai-nilai kejujuran," tambah Heppy Hein Wainggal.
Kerja Sama Antar Lembaga
Program AKSI merupakan kolaborasi antara WVI, Program Studi Penjaskesrek FKIP Universitas Cenderawasih, Universitas Nusa Cendana Kupang, Balai Penggerak Papua, dan Balai Penjaminan Mutu. Kerja sama antar lembaga ini menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua.
Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan pendekatan yang menyenangkan, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan, pendidikan, dan perkembangan anak-anak di Papua. Program AKSI juga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
Modul AKSI yang dirancang secara inklusif dan dapat dimodifikasi untuk siswa difabel menunjukkan komitmen WVI terhadap kesetaraan pendidikan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh anak Indonesia.
Harapan untuk Masa Depan
Melalui pelatihan ini, WVI berharap para guru dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas pendidikan jasmani dan gizi di sekolah masing-masing. Dengan demikian, anak-anak di Papua dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.
Program AKSI merupakan contoh nyata dari bagaimana kolaborasi antar lembaga dapat menghasilkan dampak positif bagi masyarakat. Semoga program ini dapat menjadi inspirasi bagi program-program serupa di daerah lain di Indonesia.