Bonding Orang Tua-Anak: Benteng Pertahanan Terkuat Melawan Adiksi Gawai
Ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak terbukti efektif mencegah adiksi gawai, didukung dengan pendampingan dan aktivitas bersama yang berkualitas.
Tangerang, 6 Februari 2024 - Sebuah temuan menarik mengemuka dari hasil wawancara eksklusif ANTARA dengan dr. Julian Raymond Irwen SpKJ, spesialis kedokteran jiwa lulusan UGM. Ia menyatakan bahwa bonding yang kuat antara orang tua dan anak menjadi kunci pencegahan adiksi gawai pada anak. Bukan hanya sekadar menghabiskan waktu bersama, melainkan kualitas interaksi yang menentukan.
Membangun Bonding yang Kuat: Kunci Pencegahan Adiksi Gawai
Menurut dr. Julian, pola asuh dan aktivitas bersama sangat berperan penting. "Ini tergantung dari pola asuh orang tua dan anaknya," jelasnya, "biasanya anak punya hobi, orang tua punya hobi. Intinya, aktivitas apapun yang bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak itu sangat baik." Ia menekankan pentingnya pendampingan orang tua dalam penggunaan gawai, bukan sekadar pengawasan pasif, tetapi interaksi aktif dan bermakna.
Salah satu contohnya adalah mendiskusikan game atau video yang dimainkan anak. Hal ini membantu anak berlatih mendeskripsikan objek yang menarik minatnya, sekaligus meningkatkan komunikasi dan pemahaman antara orang tua dan anak. Aktivitas lain yang direkomendasikan adalah membaca buku bersama, yang membuat anak merasa waktu bersama orang tua lebih berharga.
Untuk anak yang aktif di luar ruangan, aktivitas seperti bersepeda, berenang, atau bahkan mencari kuliner bersama dapat memperkuat ikatan keluarga. Jika waktu terbatas, dr. Julian menyarankan alternatif seperti mendaftarkan anak ke les olahraga atau les yang sesuai dengan hobinya, seperti musik. Semua ini bertujuan untuk menciptakan waktu berkualitas dan mempererat hubungan orang tua dan anak.
Strategi Bijak dalam Penggunaan Gawai
Meskipun tidak sepenuhnya menghindari gawai, dr. Julian menyarankan penggunaan aplikasi parental control dan kesepakatan durasi penggunaan gawai. Hal ini penting untuk membatasi waktu penggunaan gawai dan mencegah kecanduan. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya komitmen bersama seluruh anggota keluarga, termasuk kakek dan nenek, dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak.
Komitmen bersama ini, menurut dr. Julian, akan meminimalkan risiko dampak buruk kecanduan gawai dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal anak. Orang tua juga diharapkan menjadi role model dalam penggunaan gawai yang bijak. "Indonesia ini sangat kultural dan komunal. Anak enggak hanya tinggal sama ayah dan ibu, tapi ada nenek. Jadi harus ada komitmen bersama, sehingga anak punya role model ideal karena pembentukan karakter dan kebiasaan ditentukan dimulai dari rumah," tegas dr. Julian.
Kesimpulan: Peran Orang Tua yang Vital
Pencegahan adiksi gawai pada anak bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab keluarga. Membangun bonding yang kuat, memberikan pendampingan aktif dalam penggunaan gawai, dan menciptakan kesepakatan bersama dalam keluarga merupakan strategi efektif untuk melindungi anak dari dampak negatif kecanduan gawai. Kualitas waktu bersama, bukan kuantitasnya, yang menjadi penentu keberhasilan upaya ini. Orang tua sebagai role model memegang peranan kunci dalam membentuk kebiasaan positif anak dalam berinteraksi dengan teknologi.