Gangguan Metabolisme Pasca Lebaran: Perubahan Pola Makan Jadi Biang Keladinya?
Perubahan pola makan drastis pasca Lebaran memicu gangguan metabolisme seperti hipertensi, peningkatan gula darah, dan obesitas, menurut pakar FKUI.

Jakarta, 25 Maret 2024 (ANTARA) - Perubahan pola makan setelah Lebaran menjadi penyebab utama gangguan metabolisme, demikian disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Hal ini disampaikan dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa lalu. Perubahan tersebut berdampak signifikan pada kesehatan, khususnya bagi mereka yang sebelumnya telah menjalani ibadah puasa Ramadhan.
Selama Ramadhan, tubuh mengalami penurunan berat badan, massa lemak, kolesterol total, dan trigliserida. Tekanan darah dan gula darah juga terkontrol, sehingga tingkat stres, depresi, dan kecemasan ikut berkurang. Namun, setelah Lebaran, banyak orang mengabaikan manfaat ini dan mengonsumsi berbagai hidangan Lebaran tanpa memperhatikan asupan kalori.
Satu ketupat sedang saja mengandung 152 kalori, dengan 33,31 gram karbohidrat. Ditambah kue-kue dan minuman manis, kelebihan kalori dapat mencapai 500 kalori per hari, berpotensi meningkatkan berat badan hingga 0,5 kilogram per minggu. "Kalau kita tidak menjaga, kita tidak memperhatikan pola makan seperti itu, jangan sampai lonjakan-lonjakan pola makan yang berubah ini akan membawa dampak yang kurang baik," ujar Prof. Em Yunir.
Dampak Buruk Perubahan Pola Makan Pasca Lebaran
Konsekuensi dari perubahan pola makan yang drastis ini adalah peningkatan risiko penyakit gangguan metabolisme. Hipertensi, peningkatan gula darah, obesitas, dan penumpukan kolesterol menjadi ancaman nyata. Penumpukan lemak di pembuluh darah menyebabkan penyempitan dan berdampak pada organ vital.
Prof. Em Yunir menjelaskan, "Faktor makanan masuk lebih banyak yang biasa kita butuhkan, itu akan berubahlah di dalam tubuh kita, pecah menjadi sejumlah lemak, yang namanya kita bilang asam lemak, yang kemudian akan meledak ke dalam seluruh sistem kita, kemudian akan mengganggu fungsi sel beta pankreas, mengganggu penyerapan pada sel-sel otot, mengganggu hati, mengganggu ke ginjal, dan sebagainya."
Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga pola makan sehat meskipun Ramadhan telah usai. Membatasi makanan berlemak dan tinggi kolesterol, serta memperhatikan porsi makan sangat dianjurkan. Selain itu, olahraga teratur selama 30-45 menit, minimal 150 menit per minggu dengan jeda tidak lebih dari dua hari berturut-turut, juga sangat penting untuk menjaga kesehatan.
Tips Menjaga Kesehatan Pasca Lebaran
- Batasi makanan berlemak dan tinggi kolesterol: Pilih makanan sehat dan bergizi seimbang.
- Perhatikan porsi makan: Hindari makan berlebihan.
- Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu.
Jika kita tidak waspada, "kita akan mendapatkan gambaran diabetes tipe 2 yang menjadi lebih buruk, ada kolesterol yang juga makin buruk, ada kegemukan, dan hipertensi yang menjadi tidak terkontrol," tegas Prof. Em Yunir. Oleh karena itu, kesadaran dan kedisiplinan dalam menjaga pola makan dan berolahraga sangat penting untuk mencegah gangguan metabolisme pasca Lebaran.