Gerakan Wisata Bersih: Upaya Mewujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Kelas Dunia
Kementerian Pariwisata bersama pemangku kepentingan lainnya meluncurkan Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan destinasi wisata tersebut serta memperbaiki peringkat kesehatan dan kebersihan Indonesia dalam TTDI.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia, berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), baru-baru ini meluncurkan 'Gerakan Wisata Bersih (GWB)' di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Inisiatif ini bertujuan untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di destinasi wisata populer tersebut. Gerakan ini melibatkan ribuan peserta, mengumpulkan lebih dari satu ton sampah, dan menekankan pentingnya edukasi serta penyediaan fasilitas pendukung yang memadai.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa, menjelaskan bahwa GWB merupakan bagian integral dari lima program prioritas Kemenpar. Gerakan ini merupakan upaya kolektif untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, memastikan destinasi wisata lebih aman dan sehat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. "Gerakan Wisata Bersih adalah salah satu dari lima program prioritas Kementerian Pariwisata," tegas Puspa dalam keterangan resminya.
Kegiatan GWB dipusatkan di dua lokasi utama di Labuan Bajo, yaitu kawasan Marina Waterfront dan Pantai Pede. Aksi bersih-bersih massal diikuti oleh sekitar 2.000 peserta, berhasil mengumpulkan sampah seberat 1.080,6 kilogram. Selain kegiatan utama tersebut, program ini juga mencakup edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat lokal akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Meningkatkan Peringkat Kesehatan dan Kebersihan Indonesia
Wamenpar Puspa menekankan pentingnya peningkatan pilar kesehatan dan kebersihan (health and hygiene) dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). Meskipun peringkat Indonesia dalam TTDI telah meningkat dari posisi 32 ke 22 dunia pada tahun 2024, nilai pilar kesehatan dan kebersihan masih tergolong rendah, bahkan mengalami penurunan dari 89 menjadi 82. Indonesia juga masih berada di bawah rata-rata negara-negara Asia dalam aspek ini.
"Artinya ini harus menjadi perhatian serius kita bersama, kita (harus) punya komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang mendunia, menjadi destinasi pariwisata nomor satu di dunia dengan kekayaan alam budaya yang kita miliki," ujar Puspa, menekankan urgensi peningkatan kualitas kebersihan dan kesehatan pariwisata Indonesia.
GWB diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing pariwisata Indonesia, khususnya dalam aspek health and hygiene di TTDI. Wamenpar berharap, dengan memilih lokasi strategis seperti Marina Waterfront dan Pantai Pede, gerakan ini akan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Puspa juga menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini melalui penguatan edukasi masyarakat dan kolaborasi lintas sektoral dengan pihak swasta dan BUMN, seperti yang dilakukan oleh ITDC. "Ini akan menjadi langkah pertama yang baik, kemudian ada penyediaan fasilitas pendukung yang kita bekerja sama lintas sektoral dengan pihak swasta maupun BUMN seperti yang dilakukan oleh ITDC hari ini sangat luar biasa," tambahnya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Direktur Utama ITDC, Ari Respati, menyatakan bahwa Gerakan Wisata Bersih merupakan fondasi utama untuk menjaga destinasi wisata tetap bersih, aman, nyaman, dan menyenangkan. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar aksi bersih-bersih, tetapi juga mencakup pengelolaan sampah secara berkelanjutan. "Sekali lagi kami berharap bahwa kegiatan ini sekali lagi bukan hanya yang pertama dan yang terakhir. Ini merupakan sebuah awalan dan tentunya bukan sekadar memungut sampah tapi nanti kami juga akan membantu untuk pengelolaan sampah pada akhirnya. Karena itu merupakan sebuah isu yang saat ini sedang kami lakukan di salah satu daerah pariwisata kami," jelas Ari.
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyampaikan apresiasi kepada Kemenpar dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam mewujudkan Labuan Bajo yang bersih. Ia menekankan pentingnya peran serta semua pihak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan. "Tentu butuh keterlibatan kita semua agar orang suka dan betah datang di tempat kita. Karena itu, kita juga sudah harus memulai agar lingkungan kita jaga. Hari ini kita memulai dengan budaya yang baru, betapa pentingnya yang namanya kebersihan," ujar Edistasius Edi.
Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo bukan hanya sekadar aksi pembersihan, tetapi juga merupakan komitmen bersama untuk membangun pariwisata berkelanjutan dan berkualitas. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, diharapkan Labuan Bajo dapat semakin bersinar sebagai destinasi wisata kelas dunia yang bersih dan ramah lingkungan.