PATPI: Isu BPA Lebih Fokus pada Botol Bayi, Bukan Galon
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) menjelaskan bahwa isu Bisphenol A (BPA) di luar negeri lebih banyak dikaitkan dengan botol bayi, bukan galon polikarbonat seperti yang ramai diperbincangkan di Indonesia.
![PATPI: Isu BPA Lebih Fokus pada Botol Bayi, Bukan Galon](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/04/110039.435-patpi-isu-bpa-lebih-fokus-pada-botol-bayi-bukan-galon-1.jpeg)
Isu BPA: Lebih Banyak Soal Botol Bayi, Bukan Galon?
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) baru-baru ini meluruskan kesalahpahaman seputar Bisphenol A (BPA). Anggota PATPI, Hermawan Seftiono, menjelaskan bahwa di Eropa dan negara lain, isu BPA lebih sering dikaitkan dengan botol bayi, bukan galon polikarbonat seperti yang ramai diperdebatkan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya Selasa lalu di Jakarta.
Perbedaan Persepsi Isu BPA di Indonesia dan Luar Negeri
Hermawan menekankan perbedaan signifikan antara persepsi publik di Indonesia dan di luar negeri terkait BPA. Di Indonesia, fokusnya tertuju pada galon polikarbonat, sementara di negara lain, seperti Eropa, perhatian lebih terpusat pada botol bayi. Ia menyoroti fakta bahwa hingga kini belum ada laporan kasus kesehatan akibat konsumsi air dari galon polikarbonat di Eropa maupun negara maju lainnya. Penggunaan polikarbonat untuk kemasan pangan di negara-negara tersebut masih dianggap aman.
Studi dan Regulasi Mengenai BPA
Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat telah meneliti beberapa kemasan pangan yang mengandung BPA. Hasilnya, kemasan-kemasan tersebut masih dianggap aman karena kadar BPA yang rendah. Hermawan juga menyayangkan penyebaran informasi yang keliru dan dibesar-besarkan di media sosial yang menyebabkan kesalahpahaman publik terhadap hubungan BPA dan galon polikarbonat. Ia menambahkan, "Memang agak aneh saja mungkin pas sekitar tahun 2000-an tiba-tiba muncul isu spesifik terkait galon di Indonesia."
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Keamanan Galon Polikarbonat
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, turut memberikan penjelasan. Ia menyatakan bahwa penelitian-penelitian yang beredar tidak spesifik membahas BPA pada galon polikarbonat. Oleh karena itu, penelitian tersebut tidak bisa dijadikan dasar polemik. Ia memastikan konsumsi air minum dari galon polikarbonat aman karena telah memenuhi standar SNI dan melalui uji kecocokan pangan. "Kalau semua produk terutama kemasan itu sudah terstandar SNI ya tandanya dia juga level toleransinya terhadap cemaran itu tidak membahayakan," ujarnya.
Peran Badan Akreditasi Mutu dan Badan Standarisasi Nasional (BSN)
Hermawan Saputra menjelaskan bahwa badan akreditasi mutu telah melakukan berbagai penelitian dan uji klinis sebelum memberikan label SNI pada galon dan kemasan pangan. Ahli epidemiologi ini juga menegaskan bahwa BPA dalam galon atau peruntukan industri telah diuji dan dinyatakan aman oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Ia menambahkan, "Jadi, misalnya ada BPA pada galon yang digunakan air kemasan sekarang terus diuji, rasanya itu tidak relevan lagi karena itu sudah lolos."
Kesimpulan
Kesimpulannya, PATPI dan IAKMI menekankan pentingnya melihat konteks dan memahami perbedaan fokus isu BPA antara Indonesia dan negara lain. Galon polikarbonat yang beredar di Indonesia telah memenuhi standar SNI dan dinyatakan aman untuk penggunaan kemasan pangan. Penyebaran informasi yang tidak akurat di media sosial perlu diluruskan agar tidak menimbulkan keresahan dan kesalahpahaman di masyarakat.