Pentingnya Keselamatan Wisatawan: Basarnas Ungkap Tantangan dan Upaya Kolaborasi Pasca Insiden Rinjani
Basarnas dan Kemenparekraf bersinergi memperkuat keselamatan wisatawan di Indonesia. Simak upaya kolaborasi dan tantangan yang dihadapi demi zero accident di destinasi wisata.

Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Jakarta pada Rabu, 13 Agustus. Penandatanganan ini menegaskan komitmen bersama untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menekankan bahwa upaya penyelamatan satu nyawa merupakan investasi penting bagi negara dalam mencapai visi Indonesia Emas. Komitmen ini selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, yang menugaskan Basarnas menangani berbagai kedaruratan.
Tugas Basarnas mencakup penanganan bencana alam, insiden hidrometeorologi, geofisika, serta kecelakaan transportasi yang berpotensi membahayakan nyawa manusia. Oleh karena itu, sinergi lintas sektor menjadi krusial untuk memastikan respons yang cepat dan efektif dalam setiap situasi darurat yang melibatkan keselamatan wisatawan.
Tantangan dan Keterbatasan Operasional Basarnas
Meskipun memiliki 45 kantor SAR di seluruh Indonesia, Basarnas menghadapi tantangan signifikan dalam cakupan wilayah operasional. Satu kantor SAR kerap harus melayani hingga 29 kabupaten atau kota sekaligus, yang memperpanjang waktu respons dalam situasi darurat.
Mohammad Syafii mencontohkan insiden yang menimpa seorang wisatawan asal Brazil di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Laporan kejadian diterima pada dini hari, namun perjalanan dari kantor SAR menuju lokasi kejadian membutuhkan waktu berjam-jam, ditambah dengan medan yang sulit.
Tim SAR berupaya maksimal dengan menggunakan drone thermal untuk mencari korban yang jatuh di kedalaman 600 meter. Meskipun demikian, kondisi cuaca yang tidak menentu dan medan yang ekstrem menyebabkan proses pencarian memakan waktu beberapa hari hingga korban ditemukan. Situasi ini menunjukkan adanya potensi keterlambatan SAR akibat keterbatasan fasilitas dan aksesibilitas.
Syafii menegaskan bahwa jika setiap pihak dapat bekerja sama secara sinergis, keamanan wisatawan akan lebih terjaga dan tindakan penyelamatan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
Sinergi Lintas Sektor untuk Keamanan Wisatawan
Kerja sama antara Basarnas dan Kemenparekraf merupakan langkah strategis untuk mempercepat pelaksanaan tugas di lapangan dan meningkatkan keamanan wisatawan. Bentuk kolaborasi yang terjalin meliputi pelatihan keahlian pencarian dan pertolongan bagi personel terkait.
Selain itu, kerja sama ini juga mencakup penyelenggaraan sistem komunikasi terpadu yang akan mempermudah koordinasi antarlembaga dalam situasi darurat. Operasi penyelamatan wisatawan juga akan diintegrasikan sebagai bentuk kesiapsiagaan yang lebih komprehensif.
Melalui MoU ini, Basarnas berharap dapat mensinkronkan tugas dan fungsi antar kementerian serta lembaga terkait. Pertukaran pikiran dan pengalaman diharapkan dapat meningkatkan fasilitas keamanan wisatawan, dengan tujuan akhir mewujudkan nol kecelakaan di destinasi wisata prioritas.
Visi Pariwisata Aman dan Berdaya Saing
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menyoroti kekayaan alam Indonesia yang mendunia, seperti keindahan laut, gunung, dan kawasan geopark. Indonesia memiliki 12 UNESCO Global Geopark dan 11 Geopark Nasional yang menjadi daya tarik utama pariwisata alam.
Namun, keindahan tersebut juga disertai dengan risiko yang perlu diantisipasi, seperti insiden di Gunung Rinjani yang baru-baru ini menjadi perhatian global. Insiden tersebut menjadi pengingat akan urgensi peningkatan standar keselamatan di destinasi wisata.
Widiyanti menegaskan bahwa rasa aman adalah kunci bagi wisatawan untuk kembali merekomendasikan Indonesia kepada dunia. Dengan demikian, citra pariwisata nasional akan terjaga dan daya saing Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan akan semakin meningkat.