Pneumonia: Kurang Istirahat Bisa Perparah Infeksi
Prof. Dr. Faisal Yunus menjelaskan bahwa kurang istirahat dan kelelahan dapat memperberat infeksi pneumonia, terutama pada individu dengan daya tahan tubuh lemah atau penyakit penyerta.
![Pneumonia: Kurang Istirahat Bisa Perparah Infeksi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000206.523-pneumonia-kurang-istirahat-bisa-perparah-infeksi-1.jpg)
Penyakit pneumonia ternyata bisa menjadi lebih serius jika penderitanya kurang istirahat. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR), dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Menurut Prof. Faisal, kelelahan dan kurang tidur dapat melemahkan sistem imun tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena pneumonia dan memperburuk kondisinya. "Orang misalnya kecapean, kurang tidur, kurang istirahat, nah itu juga bisa menyebabkan banyak orang terkena pneumonia" jelasnya.
Kondisi ini mirip dengan situasi pandemi COVID-19, di mana individu dengan daya tahan tubuh rendah akibat kurang istirahat lebih rentan terhadap infeksi pneumonia yang lebih parah. Faktor lain yang memperberat pneumonia adalah adanya penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol.
Pneumonia juga bisa menjadi lebih berat pada mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya penderita HIV, diabetes, dan penyakit kronis lainnya. Sistem kekebalan tubuh yang terganggu membuat tubuh kesulitan melawan infeksi pneumonia.
Meskipun pneumonia yang didapat dari komunitas (community-acquired pneumonia/CAP) umumnya lebih ringan dan dapat diobati secara rawat jalan, penyakit ini bisa berbahaya jika disebabkan oleh virus ganas seperti virus penyebab COVID-19. Pada kasus ini, individu dengan daya tahan tubuh lemah akan sangat rentan.
Gejala seperti batuk, sesak napas, dan penurunan kesadaran memerlukan penanganan medis segera. Prof. Faisal menekankan pentingnya anamnesis atau pemeriksaan riwayat penyakit. "Yang penting kita anamnesis, kita nanya batuk-batuk, ada berdahak ga? Apalagi kalau dahaknya warna kuning-hijau gitu, biasanya infeksinya bakteri. Kalau infeksi virus sih dahaknya ga berwarna," tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Faisal mengingatkan akan risiko pneumonia yang lebih berat di lingkungan rumah sakit, tempat berkumpulnya berbagai penyakit, dan pada pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator di ICU. Penggunaan masker dan menjaga kebersihan tetap penting untuk mencegah penularan.
Sebagai penutup, Prof. Faisal kembali mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mengontrol penyakit komorbid, istirahat cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Karena pneumonia ini menularnya lewat udara, mungkin ada orang yang batuk, atau orang yang flu kita jangan deket-deket, misalkan lagi kurang enak badan, setelah istirahat, ya kalau kemana-mana pakai masker lah, supaya kita tidak terinfeksi, kalau ada batuk-batuk ya berobat," pesannya.