Sastrawan Ibnu Wahyudi Dorong Pemerintah Bina Penulisan Puisi Berkualitas
Sastrawan Ibnu Wahyudi menyoroti rendahnya kualitas puisi di Indonesia dan mendorong pemerintah untuk menciptakan program pembinaan agar penulisan puisi meningkat.

Jakarta, 29 April 2024 - Sastrawan Indonesia, Ibnu Wahyudi, menyerukan perlunya dukungan pemerintah dalam bentuk program pembinaan untuk meningkatkan kualitas penulisan puisi di Tanah Air. Hal ini disampaikan dosen Universitas Indonesia tersebut kepada ANTARA, Selasa lalu, menanggapi maraknya karya puisi yang beredar namun belum tentu berkualitas.
Ibnu Wahyudi menjelaskan bahwa puisi, dibandingkan prosa atau drama, lebih mudah diciptakan dan dipublikasikan. Kemudahan akses platform digital seperti media sosial dan blog semakin mempermudah penyebaran karya puisi. Namun, kemudahan ini tidak diiringi dengan peningkatan kualitas secara menyeluruh. Ia melihat adanya disparitas antara jumlah karya puisi yang diterbitkan dengan kualitasnya.
Lebih lanjut, Ibnu Wahyudi mengungkapkan kekhawatirannya terkait kualitas puisi yang banyak beredar. Menurutnya, banyak penulis puisi yang masih belum menguasai konsep dasar penulisan puisi itu sendiri. "Banyak dari mereka yang tidak memahami pentingnya seleksi diksi, pemanfaatan metafora yang signifikan, dan musikalitas komposisi puisi," ujarnya.
Masalah Kualitas Penulisan Puisi
Ibnu Wahyudi mengidentifikasi beberapa masalah utama dalam penulisan puisi saat ini. Pertama, masih banyak penulis yang belum menguasai konsep dasar penulisan puisi, seperti pemilihan diksi, penggunaan metafora, dan musikalitas. Kedua, banyak karya puisi yang sebenarnya hanyalah narasi biasa yang ditulis dalam bait-bait, tanpa memperhatikan ciri khas puisi sebagai karya sastra. Ketiga, pemahaman tentang berbagai jenis puisi masih kurang.
Ia juga menyoroti rendahnya apresiasi terhadap puisi. "Puisi lahir terus tapi pembacanya yang terus tertinggal. Maksudnya, banyak orang menulis puisi tapi enggan atau malas membaca puisi karya orang lain," ungkap Ibnu Wahyudi. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara produksi dan apresiasi karya puisi.
Lebih lanjut, Ibnu Wahyudi menekankan pentingnya pemahaman akan jenis-jenis puisi. Banyak penulis, menurutnya, belum memahami perbedaan antara puisi naratif, puisi lirik, atau puisi epik, sehingga karya yang dihasilkan kurang variatif dan terkesan monoton.
Solusi Peningkatan Kualitas Puisi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Ibnu Wahyudi mengusulkan beberapa solusi. Pemerintah, menurutnya, perlu berperan aktif dalam menyediakan fasilitas pengembangan kreativitas penulisan puisi dan penerbitan karya puisi. Fasilitas tersebut dapat berupa pelatihan puisi, sanggar kerja, dan penyelenggaraan lomba-lomba cipta puisi.
Selain itu, Ibnu Wahyudi juga menekankan pentingnya peningkatan apresiasi terhadap karya puisi, salah satunya melalui pembelajaran puisi di sekolah. "Sastra di sekolah harus ditempatkan sebagai bukan bahasan untuk dihafalkan tetapi untuk diapresiasi dan dihargai," tegasnya. Dengan demikian, diharapkan akan muncul generasi baru yang lebih menghargai dan memahami keindahan karya puisi.
Ia berharap dengan adanya program pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan, kualitas penulisan puisi di Indonesia dapat meningkat, dan apresiasi terhadap karya sastra ini dapat tumbuh lebih pesat. Dukungan pemerintah, baik dalam bentuk fasilitas maupun pendanaan, sangat krusial untuk mewujudkan hal tersebut.
Dengan adanya program pembinaan yang komprehensif, diharapkan akan lahir lebih banyak karya puisi berkualitas yang mampu dinikmati dan diapresiasi oleh masyarakat luas, sehingga puisi dapat tetap eksis dan berkembang di tengah dinamika zaman.