Mendikdasmen Dorong Budaya Baca untuk Bangun Peradaban Bangsa
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan pentingnya membangun budaya baca untuk meningkatkan literasi dan membangun peradaban bangsa, hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Perpustakaan Nasiona
![Mendikdasmen Dorong Budaya Baca untuk Bangun Peradaban Bangsa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/000036.107-mendikdasmen-dorong-budaya-baca-untuk-bangun-peradaban-bangsa-1.jpg)
Jakarta, 5 Februari 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Abdul Mu’ti menyatakan pentingnya membangun budaya baca untuk meningkatkan literasi dan membangun peradaban Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertema 'Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri' di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta.
Pentingnya Budaya Baca dalam Membangun Peradaban
Dalam Rakornas tersebut, Mendikbudristek menyoroti rendahnya skor literasi Indonesia berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA). Beliau menjelaskan bahwa membangun budaya baca bukan hanya sekadar melek huruf, tetapi juga tentang kemampuan memahami dan menelaah informasi yang dibaca. "Literasi bukan sekadar melek aksara, tetapi kemampuan memahami yang kita baca, kemudian kemampuan menelaah berbagai hal sebagai bagian dari proses literasi yang terbuka," ucapnya.
Mendikbudristek mengungkapkan bahwa membaca merupakan fondasi peradaban, bahkan dalam ajaran agama Islam, wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Selain itu, tujuan negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang gemar membaca.
Kebijakan dan Gerakan Membangun Budaya Baca
Mendikbudristek menjelaskan beberapa arah kebijakan dan gerakan untuk membangun budaya baca dan kecakapan literasi. Pertama, ketersediaan bahan bacaan yang memadai. Kedua, pentingnya tradisi menulis sebagai pelengkap tradisi membaca. Ketiga, ketersediaan bacaan bermutu untuk meningkatkan minat baca masyarakat. "Bacaan bermutu juga menjadi penting agar minat baca tumbuh dan budaya membaca terus berkembang di masyarakat. Gerakan ini perlu didukung dengan sinergi yang melibatkan seluruh masyarakat," ujarnya.
Beliau juga menekankan pentingnya kemitraan strategis dengan berbagai pihak, mengingat kemampuan pemahaman teks masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan, meskipun angka melek huruf sudah mendekati 100 persen. "Dan ini tentu saja membutuhkan adanya sinergi antara Perpusnas dan lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, pegiat literasi, agar itu ditingkatkan. Perlu ada pelatihan dan peningkatan kemampuan agar masyarakat dapat membaca dengan sebaik-baiknya," paparnya.
Rakornas Bidang Perpustakaan: Upaya Konsolidasi dan Koordinasi
Rakornas Bidang Perpustakaan bertujuan untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan. Kegiatan ini mendukung proses perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang perpustakaan, demi meningkatkan literasi dan budaya membaca di Indonesia.
Kesimpulannya, peningkatan literasi dan budaya membaca merupakan kunci untuk membangun peradaban bangsa. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan para pegiat literasi.