Perpusnas: Peran Strategis Perpustakaan untuk Majukan Literasi Bangsa
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menekankan peran krusial perpustakaan dalam meningkatkan literasi di Indonesia, didukung program prioritas dan kerjasama strategis untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.
![Perpusnas: Peran Strategis Perpustakaan untuk Majukan Literasi Bangsa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000142.872-perpusnas-peran-strategis-perpustakaan-untuk-majukan-literasi-bangsa-1.jpeg)
Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, baru-baru ini menegaskan peran vital perpustakaan dalam meningkatkan literasi bangsa. Pernyataan ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, 4 Januari 2025. Beliau menekankan bahwa pengembangan literasi membutuhkan usaha jangka panjang dan berkelanjutan.
Aminudin menjelaskan bahwa membangun infrastruktur literasi berbeda dengan infrastruktur fisik. Hasilnya tidak instan. "Kecakapan literasi akan terlihat setelah sekian lama, mungkin setelah lima tahun, sepuluh tahun, atau setelah satu generasi. Karena apa? Fondasi untuk literasi akan dibangun dalam waktu yang tidak sebentar," tambahnya. Hal ini menyoroti pentingnya komitmen jangka panjang dalam upaya peningkatan literasi.
Perpusnas menetapkan tiga program prioritas untuk periode 2025-2029. Program-program tersebut meliputi penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan. Keberhasilan program ini akan bergantung pada infrastruktur memadai, kepemimpinan yang transformatif, program pemberdayaan, dan kemitraan yang saling menguntungkan.
Untuk mencapai target, Perpusnas merancang lima langkah strategis sepanjang tahun 2025. Langkah-langkah tersebut termasuk integrasi program internal dan eksternal, optimalisasi pengelolaan naskah, kajian ulang indeks literasi masyarakat, penataan ulang program dekonsentrasi dan perbantuan, serta implementasi Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja APBN dan APBD.
Perpusnas juga meluncurkan semboyan baru: "Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa." Semboyan ini mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk meredefinisi peran perpustakaan dalam konteks pembangunan nasional. Perubahan ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan kolaborasi yang lebih luas.
Penulis Eka Kurniawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan perspektif menarik. Beliau menuturkan bahwa kebiasaan membaca, yang menjadi dasar bagi para penulis, bukanlah hal yang alami. "Baca itu harus diperkenalkan kepada anak-anak melalui orang tua, guru atau siapapun. Dibiasakan dan kemudian dilatih, dan baru dari sana muncul kebiasaan," jelas penulis buku Cantik itu Luka tersebut. Pengalaman pribadi Eka sendiri menunjukkan betapa pentingnya akses dan stimulasi untuk menumbuhkan minat membaca sejak dini.
Pengalaman masa kecil Eka menemukan taman bacaan dengan buku-buku yang berbeda dari sekolahnya, menunjukkan bagaimana akses terhadap beragam bacaan dapat memicu minat baca dan bahkan menuntun seseorang menjadi penulis. Kisah ini menggarisbawahi pentingnya peran perpustakaan dalam menyediakan akses bacaan yang beragam dan menarik bagi masyarakat.